REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Jumlah titik panas (hotspot) di berbagai wilayah kabupaten/kota di Provinsi Riau menurun secara drastis, menyusul turunnya hujan dalam satu hari ini. Jumlah titik panas dari yang sebelumnya mencapi ratusan, pada Jumat sore hanya tinggal enam titik.
"Hujan memang terjadi di sejumlah wilayah pesisir dan bagian Riau lainnya dengan intensitas ringan sampai sedang," kata Analis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru, Ardhitama kepada pers di Pekanbaru.
Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau menyatakan, Satelit Modis Terra dan Aqua pada pukul 16.36 merekam di daratan Riau hanya ada enam titik panas yang berlokasi di Rokan Hilir (3 titik), Siak (2), dan Bengkalis (1 titik).
Sekitar 24 jam lalu, satelit yang sama sempat merekam kemunculan 130 titik panas yang tersebar di sejumlah wilayah kabupaten/kota. Terbanyak berada di Rokan Hilir yakni 85 titik, di Kota Dumai sebanyak 29 titik, dan Kabupaten Bengkalis sembilan titik.
Sementara di Kabupaten Rokan Hulu dan Indragiri Hilir masing-masing terdapat dua titik panas dan satu lagi berada di Kuantan Singingi.
Sementara itu Satelit NOAA 18 milik Amerika Serikat yang dioperasikan Singapura sebelumnya merekam keberadaan 37 titik panas, 26 di antaranya berada di Provinsi Riau meliputi Kabupaten Rokan Hilir (8 titik), Rokan Hulu (1), Bengkalis (2), Kampar (2), Pelalawan (5), Indragiri Hulu (3), Indragiri Hilir (1), dan Kuantan Singingi (4 titik).
Namun pada Jumat Satelit NOAA justru tidak lagi mendeteksi kemunculan titik panas di daratan Riau.
Titik panas merupakan hasil pendeteksian satelit dengan suhu udara di atas 40 derajat celsius sehingga patut diduga sebagai peristiwa kebakaran hutan dan lahan.
Peristiwa itu dilaporkan juga telah menyebabkan sebagian wilayah seperti Kabupaten Rokan Hilir, Bengkalis dan Kota Dumai mulai terselimuti kabut asap.