REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Harga ayam di sejumlah pasar tradisional di Kota Cirebon kini sudah mencapai Rp 36 ribu per kilogram, dari harga normalnya yang hanya Rp 24 ribu per kilogram. Kondisi itu membuat para pedagang merugi karena sepinya pembeli.
Tingginya harga ayam itu terungkap saat Disperindagkop dan UKM Kota Cirebon melakukan inspeksi mendadak ke tiga pasar. Yakni Pasar Kanoman, Pasar Pagi dan Pasar Perumnas.
''Tingginya harga ayam membuat pembeli jadi sepi. Omzet penjualan kami saat ini turun hingga 60 persen,'' ujar salah seorang pedagang ayam di Pasar Perumnas, Priyadi, Rabu (25/6).
Priyadi menyebutkan, dalam kondisi normal, dia biasa menjual ayam sampai 50 kg per hari. Namun saat ini, ayam yang terjual paling banyak hanya 20-25 kilogram per hari.
Priyadi berharap, pemerintah segera mendatangi pengusaha ayam. Dengan demikian, bisa diketahui penyebab kenaikan harga ayam.
Selain ayam, kenaikan harga juga terjadi pada komoditas pangan lainnya. Di antaranya, minyak goreng naik dari Rp 10 ribu per kilogram menjadi Rp 13 ribu per kilogram, cabe merah naik dari Rp 8 ribu per kilogram menjadi Rp 10 ribu per kilogram. Selain itu, harga bawang merah dan bawang putih naik dari Rp 15 ribu per kg menjadi Rp 20 ribu per kilogram.
''Selain sidak ke pasar, kami juga akan mendatangi pedagang grosir untuk meminta jangan menaikan harga,'' tandas Kabid Perdagangan Dalam Negeri Disperindagkop dan UKM Kota Cirebon, Syarif.