Rabu 25 Jun 2014 18:22 WIB

Waspada Dampak Turunan Kenaikan Harga

Rep: Satya Festiani/ Red: Muhammad Hafil
Gedung Bank Indonesia
Foto: Tahta/Republika
Gedung Bank Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) mewaspadai dampak turunan kenaikan harga yang dilakukan Pemerintah. Ancaman el-nino juga dikhawatirkan dapat menaikan harga komoditas. Hal tersebut akan mengerek inflasi jika tidak diantisipasi.

Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia (BI) Doddy Zulverdi mengatakan, faktor risiko yang berpotensi meningkatkan tekanan inflasi adalah cakupan kenaikan Tarif Tenaga Listrik (TTL) yang lebih luas dari pembahasan APBN-P 2014. Kelompok rumah tangga golongan 1300-5500 VA akan mengalami kenaikan pada Juli. "Itu menyumbang tambahan inflasi 0,3 persen untuk seluruh tahun," ujarnya, Rabu (25/6).

Angka tersebut belum menghitung kenaikan TTL pada perusahaan non go public. Jika menghitung kenaikan pada sektor tersebut, tambahan pada inflasi sebesar 0,5 persen. Kenaikan harga TTL dikhawatirkan dapat menaikan harga pangan. Namun, menurut dia, jika dapat dijaga, dampak lanjutannya akan kecil.

Pemerintah juga berencana menaikan tarif batas atas tarif angkutan udara sebesar 20-25 persen kerena kenaikan harga avtur. LPG 12 kg dan tarif kereta api ekonomi jarak jauh dan menengah juga rencananya akan dinaikan. Ia mengatakan, TPID telah menghimbau Pemerintah Pusat agar dalam melakukan penyesuaian tarif komoditas strategis atau menaikan harga yang dikendalikan Pemerintah (administered prices) memperhatikan aspek ketepatan waktu, khususnya menghindari momen Ramadhan dan Lebaran.

El-nino juga dikhawatirkan mengancam Indonesia. Dampak el-nino terjadi pada kenaikan harga beras, CPO dan beberapa komoditas lainnya. Pemerintah memonitor dampak el-nino pada komoditas beras, terutama jika intensitasnya meningkat dari moderat menjadi kuat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement