REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui Dinas Peternakan (Disnak) Jatim menilai lonjakan harga sejumlah komoditas bahan pokok menjelang Ramadhan 1435 Hijriah itu masih tergolong wajar ketika kenaikan itu berada di bawah 10 persen.
"Harga komoditas bahan pokok boleh naik, asal besaran peningkatannya kurang dari 10 persen. Kalau di atas 10 persen, itu bisa dikatakan cari untung dan merugikan konsumen," kata Kepala Disnak Jatim, Maskur, di Surabaya, Senin (23/6).
Sejumlah komoditas dikhawatirkan mengalami kenaikan harga menjelang ramadhan, sebut dia, telur ayam broiler, daging ayam broiler, dan daging sapi. Namun, kini harga telur ayam broiler sendiri masih stabil berkisar Rp 18.000 per kilogram, daging ayam broiler Rp 26.000 per kilogram dan daging sapi antara Rp 85.000-Rp 90.000 per kilogram.
"Khusus daging sapi, kami prediksi harganya akan mengalami kenaikan pada H-3 hingga pasca Lebaran. Dengan peningkatan harga menjadi Rp 100.000 per kilogram," ujarnya.
Selain itu, jelas dia, kewajaran kenaikan harga tersebut memang bisa terjadi. Apalagi pada momentum keagamaan tertentu, misalnya bulan puasa Ramadhan hingga Lebaran, dan Natal.
"Meski begitu, setelah momentum itu selesai maka kenaikan harga sejumlah komoditas tersebut akan kembali normal," katanya.
Untuk meredam gejolak harga, tambah dia, mulai sekarang pihaknya telah menyiapkan pasokan ketiga komoditas itu. Hal itu juga dilakukan untuk menekan inflasi yang diperkirakan terjadi pada awal bulan puasa hingga setelah Lebaran 2014. "Kami menyediakan sebesar 39.570 ton daging ayam broiler, 220.093 ton telur ayam broiler, dan daging sapi sebanyak 39.637 ton," katanya.