Sabtu 21 Jun 2014 11:16 WIB

Lagi, Satelit Deteksi 250 Titik Panas di Riau

Titik panas kebakaran hutan di Sumatra
Foto: ANTARA
Titik panas kebakaran hutan di Sumatra

REPUBLIKA.CO.ID,  PEKANBARU -- Satelit Modis Terra dan Aqua pada Sabtu pukul 07.00 WIB mendeteksi kemunculan 250 titik panas (hotspot) yang tersebar di berbagai wilayah kabupaten/kota di Provinsi Riau. Terbanyak berada di Kabupaten Rokan Hilir yang mencapai 157 titik panas tersebar di sejumlah wilayah kecamatan di sana.

Kemudian hotspot juga terekam Satelit Terra berada di Kabupaten Bengkalis yakni 39 titik dan di Kota Dumai ada 16 titik. Selanjutnya di Rokan Hulu, terekam kemunculan sebanyak 11 titik dan di Pelalawan ada sembilan hotspot.

Sementara di Kabupaten Kampar satelit mendeteksi delapan titik panas, dan di Indragiri Hilir sebanyak lima titik, kemudian di Kuantan Singingi terekam empat hotspot. Sisanya satu titik panas terdeteksi muncul di daratan Kabupaten Siak dan Pekanbaru, Kepulauan Meranti, serta Indragiri Hulu nihil titik panas.

Tingkat kepercayaan titik panas merupakan kebakaran lahan untuk Satelit Modis mencapai 70 persen ada sebanyak 152 titik, meliputi Bengkalis ada 23 titik, Dumai 9 titik, Kuantan Singingi dan Pelalawan masing-masing 3 titik. Kemudian Rokan Hilir 103 titik panas, Rokan Hulu ada 8 titik, dan terakhir Kabupaten Pelalawan sebanyak dua titik panas.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, Said Saqlul Amri mengatakan, upaya pemadaman sejauh ini masih terus dilakukan lewat darat dan udara dengan penerapan water bombing. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Pekanbaru memprakirakan, cuaca Riau diprakirakan cerah hingga berawan, hujan ringan dan bersifat lokal terjadi di khususnya pada Wilayah Riau bagian Timur.

Sementara visibilitas (jarak pandang) pukul 07.00 WIB untuk Pekanbaru masih normal yakni mencapai delapan kilometer. Kabut asap kebakaran lahan dan hutan di Riau sejauh ini belum tampak mengganggu penerbangan dan aktivitas masyarakat.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement