Kamis 19 Jun 2014 19:41 WIB

Produksi Garam Terhambat, Puluhan Ribu Petani Gigit Jari

Rep: Lilis Handayani / Red: Esthi Maharani
Petani garam
Petani garam

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Masa produksi garam yang terhambat akibat hujan, membuat puluhan ribu petani garam di Kabupaten Cirebon harus gigit jari. Pasalnya, mereka tidak bisa memperoleh penghasilan.

''Garam telah menjadi sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari. Kalau garamnya tidak produksi, ya secara otomatis mereka tidak memperoleh penghasilan,'' ujar Ketua Asosiasi Petani Garam Kabupaten Cirebon, M Insyaf, kepada Republika, Kamis (19/6).

Insyaf menyebutkan, di Kabupaten Cirebon, jumlah petani garam mencapai sekitar 60 ribu orang. Mereka tersebar di delapan kecamatan, yakni Kecamatan Kapetakan, Gunung Jati, Mundu, Gebang, Astanajapura, Pabedilan, Pangenan dan Losari.

Insyaf menambahkan, para petani garam tidak bisa mengalihkan lahan tambak mereka pada budidaya lainnya, seperti misalnya perikanan. Pasalnya, pencemaran di sekitar perairan Cirebon membuat budidaya perikanan tak bisa berkembang.

Terpisah, Forecaster BMKG Stasiun Jatiwangi, Kabupaten Majalengka, Ahmad Faa Izyn, menjelaskan, musim kemarau tahun ini memang mundur. Hal itu dikarenakan adanya anomali suhu muka laut di perairan Jawa yang membuat suhu muka laut masih hangat.

‘’Karena suhu muka laut masih panas, menyebabkan penguapan yang cukup untuk membentuk awan-awan konvektif/awan hujan,’’ kata Ahmad, dalam pesan singkat kepada Republika.

Ahmad menjelaskan, diprakirakan hujan akan terus terjadi hingga akhir Juni dengan intensitas ringan hingga sedang. Sedangkan untuk Juli, diprakirakan hujan mulai jarang turun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement