REPUBLIKA.CO.ID,KULUNGKUNG--Pakar psikologi dari Himpunan Psikologi Indonesia Wilayah Bali, Hari Imam Wahyudi, menduga pelaku mutilasi di Klungkung bermotifkan dendam.
"Kemungkinan dendamnya sudah lama sehingga dia melakukannya dengan cara sesadis itu," ujarnya di Denpasar, Kamis.
Pelaku tersebut melakukan mutilasi karena emosi sehingga hal yang biasa dapat dialami setiap manusia. Namun, kemarahan yang tak dapat dilampiaskan akan berujung pada dendam.
"Pada saat inilah seseorang tidak dapat mengontrol kemarahannya. Hal itu akan berdampak pada perilaku yang tidak wajar," katanya.
Sementara itu, dampak dari kasus mutilasi tersebut terhadap masyarakat sangat besar dan menimbulkan keresahan. Untuk mencegah hal tersebut, dia mendorong pihak kepolisian segera mengungkap pelaku.
"Mengenai potongan-potongan yang dibuang secara terpisah dan dilakukan pengelupasan pada kulit korban untuk menghilangkan jejak karena dengan memisah tubuh menjadi beberapa bagian, maka polisi akan sulit mengidentifikasi identitas pelaku," ujarnya.
Korban mutilasi yang ditemukan di pinggir Jalan Raya Bukit Jambul, Kabupaten Klungkung, Selasa (17/6) berjenis kelamin perempuan dengan usia sekitar 20-40 tahun, tinggi badan 120-150 centimeter, warna kulit sawo matang, dan dari golongan ekonomi menengah.
Sampai saat ini identitas korban yang jasadnya tersimpan di RSUP Sanglah belum terungkap.