Kamis 19 Jun 2014 17:23 WIB

Debat Capres Diharapkan Gali Visi Kebijakan Internasional

Debat Capres
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Debat Capres

REPUBLIKA.CO.ID, FIJI -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengharapkan debat calon presiden yang akan berlangsung pada 22 Juni 2014 bisa menggali lebih dalam visi para calon mengenai kebijakan politik luar negeri masing-masing.

"Saya berharap moderator atau penyelenggara bisa menanyakan kira-kira kebijakan seperti apa yang akan dijalankan dan dibangun," kata Presiden dalam keterangan pers usai menyampaikan pidato kunci dalam pembukaan pertemuan II Forum Pembangunan Negara-Negara Kepulauan Pasifik di Nadi, Fiji, Kamis (19/6).

Presiden mengatakan ada baiknya para capres menjelaskan bagaimana pola kerja sama, sasaran dan juga negara yang akan menjadi mitra strategis Indonesia selanjutnya.

"Prioritasnya seperti apa dan negara yang bisa digalang kerja samanya. Dengan demikian jelas arahnya, sasaran dan kebijakan dasarnya," kata Presiden.

Dalam pandangannya, ke depan, arah kebijakan politik luar negeri Indonesia tetap pada pendekatan ke segala arah dan menjalin kerja sama saling menguntungkan dengan berbagai negara.

"Pendapat saya saat ini, kita punya rumah yang pertama ASEAN, karena sudah menjadi masyarakat ASEAN, pertama masyarakat politik ASEAN, masyarakat sosial budaya ASEAN dan masyarakat ekonomi ASEAN. Kita community bukan union, kita punya aturan yang dipedomani, dan kita juga miliki goals bagaimana integrasi ekonomi dan Asean development goal 2030, dimana GDP meningkat dua kali dan kemiskinan di negara Asean bisa dikurangi tercapai," katanya.

Presiden mengatakan saat pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri Indonesia menjalin dua kerja sama startegis dengan Rusia dan Vietnam. Pada masa pemerintahannya, telah terjalin kemitraan strategis dengan 16 negara lainnya.

Ia berharap presiden mendatang bisa melihat peluang yang sama untuk peningkatan kerja sama internasional.

"Dulu Bu Mega ada dua mitra strategis Rusia dan Vietnam di era saya ditambah 16 mitra strategis. Nanti perlu diperhatikan oleh pemerintahan dan presiden mendatang, presiden baru dengan kemampuannya bisa melihat ke depan bagaimana kita," tegasnya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement