Kamis 19 Jun 2014 08:12 WIB

Kementerian/Lembaga Harus Kerja Sama Bangun Ekonomi Kreatif

Perajin memeragakan pembuatan kain tenun tradisional khas Pulau Buton dalam pameran Indonesia Creative Power 2013 di Epicentrum Kuningan, Jakarta, Rabu (27/11). Kementerian Pariwisata dan Eonomi Kreatif (Kemenparekraf) mengungkapkan sektor ekonomi kreatif
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Perajin memeragakan pembuatan kain tenun tradisional khas Pulau Buton dalam pameran Indonesia Creative Power 2013 di Epicentrum Kuningan, Jakarta, Rabu (27/11). Kementerian Pariwisata dan Eonomi Kreatif (Kemenparekraf) mengungkapkan sektor ekonomi kreatif

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menggelar rapat lintas Kementerian/Lembaga (K/L) untuk membahas sinergi program dan kegiatan dalam rangka percepatan pengembangan subsektor ekonomi kreatif nasional 2015-2019.

Dalam rapat tersebut, seluruh K/L sepakat bahwa ekonomi kreatif akan memberi kontribusi yang besar terhadap perekonomian nasional ke depan. 

Pariaman Sinaga, Staf Ahli Kementerian Koperasi dan UKM mengatakan, saat ini merupakan momentum yang baik untuk seluruh K/L bahu-membahu mendorong dan mengembangkan ekonomi kreatif. 

"Ada sekitar 5,4 juta perusahaan, hampir sepuluh persen adalah berbasis ekonomi kreatif. Jadi ini momentum yang bagus untuk bersama membangun ekonomi kreatif," kata dia di sela-sela rapat, Rabu (18/6) di Jakarta. 

Pihaknya, dalam mendukung pengembangan ekonomi kreatif telah memiliki berbagai program. Salah satunya menyediakan tempat bagi para pelaku UKM dari seluruh provinsi di Indonesia --termasuk ekonomi kreatif di dalamnya-- untuk memamerkan karya di SME Tower (Smesco). 

"Kita terlibat dalam pengembangan kewirausahaan, Smesco salah satunya yang bisa jadi pengembangan pasar. Sekarang tamu-tamu kedutaan kalau mencari barang khas Indonesia selalu ke sana," kata dia. 

Hal yang tidak kalah pentingnya, lanjut Pariaman, adalah memberikan  akses pembiayaan yang mudah diakses dan kompetitif. 

"Pelaku kreatif mungkin belum bisa mendapat dari bank konvensional. Tapi di kita bisa lewat perkuatan modal melalui dana bergulir. Untuk sektor riil bunga hanya enam persen dan untuk simpan pinjam sembilan persen sliding (menurun)," kata dia. 

Hal senada diutarakan Bejo Santosa, Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Perdagangan Internasional Kementerian Kehutanan. Ia memaparkan, kementerian kehutana juga siap untuk mengembangkan ekonomi kreatif bersama. 

"Sektor kehutanan banyak yang bisa dikembangkan, pertama dari pariwisata alam yang banyak. Kita tinggal kembangkan saja," kata dia. 

Hal lainnya adalah banyak produk ekonomi kreatif yang bahan bakunya berasal dari hutan. Hal tersebut kemudian tinggal dikembangkan menjadi lebih baik lagi. 

"Ketiga tentu kuliner, misalnya sop ayam hutan, durian gajah hingga susu kuda liar," kata dia. 

Sekretaris Jenderal Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Ukus Kuswara mengatakan, pemerintah sepakat industri kreatif dapat berkembang di masing-masing bidangnya maupun bersinergi antar-sektor agar industri kreatif dapat menggerakkan sektor lain sehingga diperlukan pendekatan yang holistik dan koordinasi yang efektif.

"Maka dalam forum ini akan kita kaji persoalan di lapangan untuk kita tindak lanjuti visi ekonomi kreatif. Kita akan bahas, petakan mulai dari perlindungan hukum hingga akses pembiayaan," ujar Ukus. 

Ia juga berharap, 34 kementerian dan lembaga pemerintahan yang ada serta seluruh gubernur, wali kota dan bupati dapat bersinergi untuk pengembangan ekonomi kreatif. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement