REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Arus lalu lintas di jalur penghubung Sukabumi-Bogor semakin parah tingkat kemacetannya. Padahal, jalur tersebut merupakan perlintasan utama jalur mudik dari daerah Jakarta dan Bogor menuju Sukabumi.
Dari pantauan, kemacetan mulai terlihat di kawasan Pasar Cicurug dan perlintasan Cidahu yang dekat dengan perbatasan Kabupaten Bogor. Kemacetan salah satunya dikarenakan adanya pasar tumpah yang biasanya beroperasi sejak pagi hingga siang hari.
"Kemacetan sudah jadi rutinitas warga sehari-hari," ujar salah seorang pengemudi angkutan kota (angkot) jurusan Cicurug-Cibadak, Nanang S (36 tahun), Rabu (18/6). Kemacetan hampir terjadi di sepanjang hari baik pagi, siang maupun sore.
Awalnya, lanjut Nanang, warga berharap kemacetan berkurang setelah adanya penataan atau pembangunan pasar semimodern Cicurug beberapa tahun lalu. Ironisnya, harapan ini tidak terpenuhi karena pedagang pasar masih ada yang berjualan di pinggir jalan raya.
Kemacetan makin parah ketika masuk musim liburan panjang khususnya pada arus mudik dan balik lebaran. Fenomena ini dikarenakan banyak warga yang ingin berlibur ke sejumlah obyek wisata di Sukabumi.
Di sisi lain, kata Nanang, jalan penghubung Bogor-Sukabumi ini terlalu sempit dan tidak mampu menampung banyak kendaraan. Akibatnya, terjadi kemacetan panjang khususnya di depan pasar tradisional seperti Cicurug, Parungkuda hingga Cibadak.
Pengemudi angkutan umum lainya Suryadi (54) menerangkan, ia terpaksa menggunakan jalur alternatif untuk menghindari kemacetan lalu lintas. ‘’Meskipun lintasan yang dilalui sebenarnya memutar namun terhindar dari kemacetan,’’ ujar dia.
Suryadi mengatakan, masalah kemacetan ini hanya bisa diatasi dengan kehadiran jalan tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi). Namun sayangnya hingga kini proses pembangunannya belum dilaksanakan.