Selasa 17 Jun 2014 21:27 WIB

Khofifah: Penutupan Dolly Bisa Tiru Kramat Tunggak

Suasana di lokasi prostitusi Dolly, Surabaya, belum lama ini.
Foto: Reuters/Sigit Pamungkas
Suasana di lokasi prostitusi Dolly, Surabaya, belum lama ini.

REPUBLIKA.CO.ID, KEDIRI -- Ketua Umum PP Muslimat Nahdlatul Ulama Hj Khofifah Indar Parawansa menegaskan bahwa penutupan Lokalisasi Dolly Surabaya perlu meniru cara penutupan Lokalisasi Kramat Tunggak Jakarta, terutama solusi yang terprogram untuk penghuninya.

"Saya setuju ditutup, tapi harus ada program 'life skill' dan itu tidak bisa sekarang, mestinya kemarin-kemarin," katanya di sela-sela pengajian peringatan hari lahir ke-68 Muslimat NU di Simpang Lima Gumul (SLG) Kabupaten Kediri, Selasa.

Selain keterampilan, kata mantan anggota Komisi VI DPR RI (1992) itu, pemerintah juga jarus memperhatikan para penghuni yang mempunyai niatan tulus ingin keluar dari praktik prostitusi dengan memberikan jaminan kehidupan.

Jalan keluar yang disiapkan saat itu ada dua cara. Yakni di depan lokalisasi ada ruangan yang dimanfaatkan sebagai balai latihan kerja. Para penghuni dilatih keterampilan dengan program menjahit, membuat bordir, kue, serta salon.

"Saat itu saya datang, bertemu dengan germo dan neminta agar jam 08.00-10.00 WIB, penghuni diberikan kesempatan mengambil program, menjahit, bordir, buat kue, serta salon," katanya.

Saat itu program itu sudah diujicobakan. Walaupun tidak sukses sampai 50 persen, program itu bisa berjalan. Mereka yang ingin keluar dari lokalisasi diberi keterampilan serta diberikan uang saku.

"Tapi, program keterampilan itu tidak bisa serta merta diberikan saat ini juga, karena prosesnya sudah harus sejak lama diberikan. Jadi, penutupan lokalisasi itu pasti ada yang pro dan kontra, karena itu harus dicarikan jalan keluar," katanya.

"Misalnya dengan mengumpulkan para pengusaha dan bisa menitipkan para penghuni untuk bekerja di tempat itu, sehingga mereka juga bisa mendapatkan pendapatan. Jadi, komunikasi dengan pengusaha. Satu perusahaan bisa menerima 5-9 orang (mantan penghuni lokalisasi)," katanya.

Ia meyakini cara itu bisa dilakukan di Surabaya, karena industri di Surabaya, Gresik, Sidoarjo, dan Pasuruan, juga banyak. Dengan metode ini mereka aman karena mendapatkan 'income', seperti pekerja di tempat lain.

"Saya yakin cara untuk Kramat Tunggak itu bisa diterapkan untuk Dolly," katanya tentang rencana penutupan Lokalisasi Dolly yang akan direalisasikan pada Rabu (18/6) atau maju sehari dibandingkan dengan sebelumnya, Kamis (19/6).

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement