REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) berharap pabrik pupuk dimiliki petani sehingga saat musim tanam mereka tidak mengalami kesulitan distribusi serta kelangkaan penyubur tanaman itu.
Wakil Ketua Umum HKTI Rachmat Pambudy di Jakarta, Selasa, menyatakan perbankan dapat memberikan bantuan modal kepada petani guna membeli perusahaan pupuk yang saat ini sebagian besar dimiliki produsen besar.
"Pabrik pupuk harus milik petani. Kalau ada niat baik dari pemerintah hal ini bisa diatur," katanya ketika menyampaikan penegasan dukungan HKTI terhadap Capres Prabowo Subianto.
Selain itu, menurut dia, petani juga harus memiliki penggilingan padi yang saat ini banyak ditangani oleh Perum Bulog. "Ini semua untuk meningkatkan kesejahteraan petani," katanya.
Sementara itu menyinggung upaya untuk mengamankan harga komoditas pertanian yang sering merosot saat musim panen, Rachmat Pambudy menyatakan perlu adanya resi gudang.
Melalui resi gudang, tambahnya, petani dapat menyimpan hasil atau produksi saat panen raya untuk kemudian dijual saat musim panen berlalu sehingga harga tidak sampai anjlok.
Selain itu, menurut dia, jika pemerintah tidak mampu membeli produksi petani maka seharusnya menyediakan infrastuktur seperti jalan usaha tani, pasar lelang, gudang atau gudang berpendingin serta mendorong upaya ekspor.
Menanggapi munculnya dukungan HKTI pimpinan Osman Sapta yang memberikan dukungan terhadap salah satu capres, Rachmat Pambudy menyatakan, hingga saat ini hanya ada satu organisasi HKTI yang diakui pemerintah yakni di bawah pimpinan Prabowo Subianto.
Dia mengatakan dalam Rakernas II HKTI di Pekanbaru Riau 2013 secara bulat HKTI mendukung Prabowo Subianto sebagi Capres RI pada Pemilu Presiden 2014.
Pemilu Presiden 2014 akan diselenggarakan pada 9 Juli dan diikuti dua pasangan calon presiden dan wakil presiden yaitu Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dengan nomor urut satu dan Joko Widodo-Jusuf Kalla dengan nomor urut dua.