REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri Pekerjaan Umum Hermanto Dardak mengingatkan anak-anak memiliki peran besar sebagai agen perubahan peningkatan kepedulian terhadap sanitasi di Indonesia.
"Perlu kita kampanyekan perilaku peduli sanitasi sejak dini melalui peran anak-anak sebagai agen perubahan," kata Hermanto, Selasa (17/6).
Ia memaparkan berbagai upaya terobosan peningkatan penyediaan prasarana dan sarana dasar sanitasi dan air minum telah dilakukan. Selain itu, ada pula acara Jambore Sanitasi 2014 pada 16-24 Juni yang diharapkan menimbulkan kesadaran tentang pentingnya sanitasi pada anak-anak.
Dikatakannya, Jambore Sanitasi itu melibatkan 198 siswa-siswi SLTP sebagai Duta Sanitasi Provinsi dan 66 pendamping dari 33 provinsi.
"Upaya penyediaan prasarana dan sarana permukiman yang layak harus mendapatkan dukungan yang efektif dari berbagai pihak," katanya.
Tak hanya memunculkan kesadaran pada anak, Hermanto juga menilai perlu adanya dukungan kebijakan yang pro-sanitasi dari para pengambil keputusan di tingkat daerah dan seluruh lapisan masyarakat.
Sebelumnya, Indonesia berpeluang besar mendapatkan dana sebesar 15 juta dolar AS dari Bill & Melinda Gates Foundation guna mengatasi permasalahan pengelolaan sanitasi yang terdapat di berbagai daerah di Tanah Air.
Kepala Subdirektorat Kerjasama Luar Negeri Kementerian Pekerjaan Umum Dwityo A Soeranto mengungkapkan, Bill & Melinda Gates Foundation akan menginvestasikan dana 15 juta dolar AS untuk memperluas jangkauan pengelolaan sanitasi dan lumpur tinja tanpa pipa saluran di Asia.
Dana tersebut akan mendampingi investasi Asian Development Bank (ADB) senilai lebih dari 28 juta dolar pada 2017 melalui Dana Perwalian untuk Pembiayaan Sanitasi.
Menurut dia, peluang Indonesia sangat besar karena Indonesia saat ini tengah bekerja sama dengan ADB untuk dua program bidang Cipta Karya.
Ia memaparkan, kedua program itu adalah Metropolitan Sanitation Management Investment Program (MSMIP) dan Neighborhood Upgrading and Shelter Sector Project (NUSSP) - Phase II.
"Investasi di bidang sanitasi tidak akan berhasil, tanpa diikuti oleh peningkatan kesadaran dan perubahan perilaku. Dan itu harus dimulai dari anak-anak, yang selama ini menjadi korban utama buruknya sanitasi di Indonesia," ujar Dwityo.