Ahad 15 Jun 2014 11:56 WIB

Pembentukan Opini Pasca Debat Lebih Penting

Rep: c30/ Red: Esthi Maharani
Pasangan Peserta Pemilu Presiden 2014 Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla saling menyapa sebelum Debat Capres-Cawapres di Jakarta, Senin (9/6).
Foto: Edwin Dwi Putranto/Republika
Pasangan Peserta Pemilu Presiden 2014 Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla saling menyapa sebelum Debat Capres-Cawapres di Jakarta, Senin (9/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Debat capres-cawapres tidak akan berpengaruh banyak terhadap pemilih jika tidak disokong opini dari tim sukses masing-masing pasangan. Pembentukan opini pasca debat justru merupakan fase yang paling menentukan dalam merebut suara pemilih, khususnya bagi mereka yang belum menentukan pilihan (swing voters).

CEO Alvara Research Center Hasanuddin Ali mengatakan jika tim sukses mampu membangun opini secara baik, mereka akan bisa mengkapitalisasi suara secara maksimal. Sebab, debat tidak akan bisa berdiri sendiri dalam menggaet //swing voters// tanpa ditunjang opini yang masif dari tim sukses.

"Peran tim sukses dalam membentuk opini pasca debat sangat menentukan dalam mempengaruhi pemilih," katanya kepada //Republika//, Ahad (15/6).

Hasan menjelaskan, secara umum pemilih saat ini bisa dibagi menjadi tiga kategori. Pertama, pemilih yang sudah mantap dalam menentukan pilihannya. Pemilih ini, kata dia, relatif tidak akan banyak terpengaruh dengan apapun hasil debat.

Kategori yang kedua yakni mereka yang sudah menentukan pilihan tetapi masih ragu. Ketiga yakni //swing voters// atau mereka yang belum menentukan pilihan. Menurutnya, dua kategori ini yang masih mungkin sangat terpengaruh oleh pembentukan opini.

"Dan justru dua kategori itu yang saat ini jumlahnya masih lebih besar daripada yang sudah menentukan pilihan," ujarnya.

Dalam survey yang dilakukan Alvara Research Center pada 18-28 Mei 2014, jumlah //swing voters// masih sangat tinggi. Sebanyak 32,3 persen masyarakat masih belum menentukan pilihan capres-cawapresnya. Survey dilakukan terhadap 1440 pemilih muslim dengan usia 20-54 tahun di 10 kota besar yang ada di Indonesia.

Hasilnya, elektabilitas pasangan Jokowi-JK unggul 9,8 persen suara dari Prabowo-Hatta. Masing-masing mendapat 38,8 persen dan 29 persen. Metode sampling yang digunakan yakni Stratified Random Sampling dengan margin error 2,64 persen.

Malam ini, Ahad (15/6), debat calon presiden akan diselenggarakan kembali oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Dalam debat yang kedua ini KPU menentukan tema pembangunan ekonomi dan kesejahteraan sosial.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement