REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Program pemberadayaan kesejahteraan keluarga (PKK) di Jatim menuai hasil. Sebanyak 740 ibu hamil (bumil) yang melahirkan dengan risiko tinggi berhasil diselamatkan melalui program pendampingan bumil yang dilakukan oleh kader Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Timur (Jatim).
Ketua TP PKK Provinsi Jatim, Nina Soekarwo mengatakan, program pendampingan bumil akan semakin digalakkan untuk menurunkan Angka Kematian Ibu Melahirkan (AKI). “Salah satu terobosan untuk menurunkan AKI yang juga dilakukannya adalah melalui program pendampingan ibu hamil, yakni memberikan pendampingan, motivasi dan menggerakkan ibu hamil untuk rajin memeriksakan kesehatannya selama masa kehamilan sampai masa nifas,” ujarnya saat pertemuan Koordinasi Peningkatan Peran Serta Kader dan Kelompok Dasawisma dalam Mendukung Kesehatan Ibu dan Anak di Surabaya, Jatim, kemarin.
Nina menjelaskan, program tersebut dimulai pada tahun 2013 lalu dengan menerjunkan 400 kader PKK untuk mendampingi 400 bumil yang tersebar di delapan kabupaten/kota di Jatim yaitu Sampang, Ngawi, Pamekasan, Trenggalek, Bondowoso, Situbondo, Jember, dan Kediri. Masing-masing kabupaten/kota mendapat jatah pendampingan sebanyak 50 bumil.
Dalam perkembangannya, kata dia, kader PKK yang tergerak untuk ikut berpartisipasi dalam program ini bertambah menjadi 740 orang. Rinciannya, di Kabupaten Ngawi sebanyak 102 orang, Sampang 101 orang, Pamekasan 102 orang, Trenggalek 53 orang, Bondowoso 88 orang, Situbondo 76 orang, Jember 115 orang, dan di Kabupaten Kediri sebanyak 103 orang.
“Alhamdulillah dengan adanya pendampingan kader PKK dapat mendampingi 740 bumil, khususnya yang melahirkan dengan risiko tinggi, seperti pre eklamsi atau eklamsi dapat melahirkan dengan selamat. Saya sangat bangga dengan kader PKK, meski intensifnya kecil tetapi mereka dengan hati ikhlas tetap siap 24 jam mendampingi bumil,” ujarnya.
Melihat hasil evaluasi program pendampingan bumil yang sangat efektif dan mempunyai daya ungkit besar bagi penurunan AKI tersebut, Nina semakin optimistis untuk melanjutkan program serupa pada 2014. “Tahun ini, kami melakukan program serupa di delapan kabupaten/kota, yakni Jember, Situbondo, Kabupaten Kediri, Kabupaten Malang, Kabupaten Blitar, Nganjuk, Tuban, dan Bojonegoro,” ujarnya.