Sabtu 14 Jun 2014 13:58 WIB

Spanyol Dibantai Belanda, Hatta Kaitkan dengan Popularitas

Rep: Muhammad Iqbal/ Red: Mansyur Faqih
Cawapres Hatta Rajasa (tengah) mengunjungi sentra batik di pasar Sutono Pekalongan, Jawa Tengah, Kamis (12/6).
Foto: antara
Cawapres Hatta Rajasa (tengah) mengunjungi sentra batik di pasar Sutono Pekalongan, Jawa Tengah, Kamis (12/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juara bertahan Spanyol harus menelan pil pahit dalam laga perdana Grup B Piala Dunia 2014.  Tim asuhan Vicente Del Bosque itu harus takluk dengan skor telak 1-5 atas Belanda di Stadion Arena Fonte Nova, Sabtu (14/6) dini hari WIB.  

Cawapres nomor urut satu, Hatta Rajasa menyebut kekalahan Spanyol merupakan fakta yang menarik. "Mengejutkan!," ujar Hatta melalui akun twitter pribadinya.  

Ketua Umum Partai Amanat Nasional itu kemudian mencoba menganalisis pertandingan yang dipimpin wasit Nicola Rizolli itu. Menurut Hatta, skuat Spanyol memang tidak sehebat tatkala La Furia Roja menjuarai Piala Dunia 2010.

Namun, Iker Casillas dan kawan-kawan juga tidak pantas kalah dengan skor nan mencolok. "Tapi, bola itu bundar. Setiap saat bisa muncul kejutan," kata Hatta diplomatis.  

Mantan menko perekonomian itu kemudian memuji permainan tim oranye, Belanda. "Belanda memang tim kelas atas. Sejak era 1970-an, beberapa ke final," ujar Hatta mengomentari pencapaian negeri tulip medio 1974 dan 1978.  

Lebih lanjut, Hatta menyebut kekalahan Spanyol bukanlah anomali Piala Dunia Brasil. Karena Kekalahan adalah sesuatu yang wajar. "Siapa yang siap, dia yang menang," kata Hatta.  

Pria asal Palembang itu kemudian mencoba menarik kekalahan Spanyol ke konteks politik. Posisi tim matador layak dijadikan contoh bahwa tidak ada keunggulan mutlak dan abadi. "Semua dinamis, bergerak," ujar Hatta.

Hatta mengambil contoh rezim super kuat di Thailand pun bisa tumbang oleh kudeta. Begitu pun popularitas bisa hilang dengan cepat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement