REPUBLIKA.CO.ID, MANADO -- Cawapres Jusuf Kalla (JK) menjelaskan alasannya pernah dipecat sebagai menteri pada masa Presiden Gus Dur. Selain JK, ada sebanyak 18 menteri yang mendapat perlakuan sama termaksud Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
JK mengatakan pada era pemerintahan tersebut, Gus Dur dinilai dapat dengan mudah mengganti posisi jabatan seseorang. Setiap kali ada isu-isu miring terhadap pihak tertentu, ia akan langsung memberikan surat penonaktifan kabinet.
“Jadi pemecatan pada era Gus Dur itu seperti hobi. Alasannya mereka yang dipecat tidak dapat bekerjasama dengan baik,” kata JK kepada Republika di Manado, Jumat (13/6).
Dalam dua bulan sekali, kata dia, bisa ada dua menteri yang dipecatnya. Jadi, menurut dia, orang yang punya pengalaman tersebut bukan hanya dia seorang, namun ada 18 lainnya termaksud SBY. Hanya bedanya, JK dinonaktifkan pada bulan ke-6, SBY di bulan ke-10.
JK menyatakan, saat mendapat surat pemecatan Gus Dur, ia pun hanya pasrah. Sebagai menteri, tentunya tak akan banyak mempertanyakan kebijakan Presiden, apalagi kalau alasannya jelas, yakni dianggap tak mempu bekerjasama satu sama lain.
“Ya saya jawab, silakan saja Gus, saya mau pulang kampung kalau begitu,” ujar JK menirukan pertanyataannya kepada Gus Dur saat itu.
Pernyataan itu membantah tudingan Golkar yang menyatakan, JK merupakan menteri yang pernah dipecat Gus Dur karena tersandung dugaan kasus korupsi. Menurut dia, pemecatan pada era tersebut adalah hal yang biasa terjadi sehingga tak bisa dipersoalkan.