SURABAYA -- Hasil manetic resonance imaging (MRI) menunjukkan bahwa kerusakan otak anak yang terpapar pornorafi sama parahnya dengan penemudi mobil berkecepatan tingi yang mengalami kecelakaan dan cedera otak.
Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Agustin Kusumayati mengatakan jika seorang anak terlalu produktif memikirkan pornografi maka itu akan membahayakan otaknya.
"Pornografi itu sifatnya adiktif atau membuat kecanduan. Pertama kali terpapar, anak mungkin hanya deg-degan. Pada tahapan berikutnya, jika seorang anak produktif mengakses pornografi, seperti menonton blue film, maka dia akan menjadi adiktif. Ini jelas perilaku tidak normal," ujar Agustin dijumpai Republika usai Seminar Nasional Remaja Berkualitas, Indonesia Sejahtera di Surabaya, Kamis (12/6).
Pornografi berikutnya akan memancing anak berperilaku di luar batas normal, misalnya berhubungan seks pranikah atau melakukan disorientasi seksual. Pacaran dengan melakukan ciuman basah misalnya, menurut Agustin ini akan 26 kali lebih tinggi memengaruhi sikap anak untuk memulai sebuah hubungan seksual pranikah, sementara kebiasaan berpegangan tangan dengan pacar yan bukan muhrim berpotensi enam kalinya.