REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Satelit Modis Terra dan Aqua pada Rabu (pukul 16.33 WIB) merekam kemunculan 83 titik panas (hotspot) di daratan Pulau Sumatera dan terbanyak berada di Provinsi Riau yakni 51 titik.
Menurut data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, titik panas di Riau terbanyak berada di Kabupaten Rokan Hilir yakni mencapai 17 titik, kemudian di Bengkalis terdeteksi sembilan titik.
Sementara itu di Kabupaten Kampar dan Pelalawan masing-masing terdeteksi tujuh "hotspot" dan di Kabupaten Siak serta Kota Dumai masing-masing ada empat titik panas.
Kemudian di Kabupaten Kepulauan Meranti, Kuantan Singingi dan Indragiri Hulu, masing-masing hanya ada satu titik panas.
Berbeda dengan Satelit NOAA 18 milik Amerika Serikat yang diopresikan Singapura, di hari yang sama hanya mendeteksi kemunculan tiga "hotspot" di Sumatera dan dua di Riau, meliputi Kabupaten Kampar dan Siak.
Kepala BPBD Riau, Said Saqlul Amri mengatakan sejauh ini pihaknya masih terus melakukan siaga kebakaran hutan dan lahan dengan juga menerapkan teknologi modifikasi cuaca untuk hujan buatan.
Titik panas atau "hotspot" merupakan peristiwa yang patut diduga sebagai peristiwa kebakaran hutan dan lahan yang kerap terjadi di berbagai wilayah kabupaten/kota di Riau. Peristiwa itu yang kemudian terjadi hampir setiap tahun menyebabkan daerah ini menjadi tercemat polusi asap, menyebabkan puluhan ribu orang menderita arena infeksi saluran pernafasan akut.
Ikuti Whatsapp Channel Republika