REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu menegaskan bahwa "networking" (jejaring) sangat penting bagi pengembangan ekonomi kreatif untuk mendapatkan akses pasar maupun finansial.
"Networking sangat penting. Ini adalah salah satu yang dapat dilakukan tanpa harus menunggu anggaran pemerintah yang besar, pertama memberi akses network di luar, bisa terhadap potential buyer, potential distibutor, atau potential partner untuk mengembangkan kapasitas orang kreatif di Indonesia," kata Mari usai berdialog dengan sejumlah seniman Yogyakarta, Selasa (10/6) malam.
Mari sejak Selasa pagi hingga malam mengunjungi industri kreatif serta seniman di Yogyakarta, antara lain studio animasi di STMIK Amikom, industri kerajinan Out of Asia, studio seni rupa Eko Nugroho dan Heri Dono serta berdialog dengan sejumlah seniman pada pameran Art Jog.
Usai sejumlah kunjungan tersebut, ia mengakui bahwa seni kerajinan, pertunjukan dan senirupa serta animasi di Yogyakarta sangat kuat dan potensial.
Misalnya produksi film animasi yang dibuat studio di STMIK Amikom membuat Walt Disney tertarik untuk mendistribusikannya secara global, sementara produk kerajian Out of Asia yang kebanyakan berupa aksesorik dekoratif telah mengisi pasar di Amerika Serikat, Eropa, Afrika maupun Asia dan dipesan toko retail terkenal seperti Marks and Spencer dan Zara Home.
Begitu pula Eko Nugroho yang pada tahun 2013 diundang oleh Louis Vuitton untuk mendesain scarf (selendang) edisi terbatas yang dipasarkan di seluruh dunia.
Terkait dengan pengembangan industri kreatif, Mari mengatakan saat ini terdapat empat sentra kreatif, yakni di Labuhan Bajo, Batang, Pacitan, dan Toraja.
Pacitan merupakan sentra perhiasan karena di daerah tersebut banyak batu, Batang merupakan sentra kreatif batik. Sementara di labuhan Bajo terdapat sentra tenun Manggarai dan batik komodo serta di Toraja terdapat sentra batik.