REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Wakil Sekretaris PDI Perjuangan Sumatera Utara Akhyar Nasution mengatakan ada kekeliruan menilai sikap calon presiden (capres) Joko Widodo. Meski terkesan lemah lembut, tetapi bukan berarti ia bukan pemimpin yang tidak tegas.
"Jokowi merupakan sosok yang tegas. Tapi ia lebih mengutamakan sikap yang lembut dalam menghadapi rakyat. Jadi, itu masalah style. Pak Jokowi (orang) Solo, ngomongnya lemah lembut," katanya, Jumat (6/6).
Sebagai pemimpin yang pernah menjadi Wali Kota Solo, Jokowi sangat tegas sehingga mendapatkan kepercayaan dari masyarakat untuk memimpin pembangunan di Jakarta.
Karena itu, masyarakat perlu memahami dengan benar makna ketegasan seorang pemimpin yang tidak dapat diukur dari suara semata, melainkan kemampuannya untuk membuat perencanaan yang diiringi kesiapan dalam menjalankan dan mengawasi.
"Pemimpin yang tegas adalah yang mampu merencanakan, menjalankan, dan mengawasi program. Itu yang dimaksud dengan tegas. Kalau hanya mampu ngomong besar, yang menang orang yang bersuara bariton," katanya.
Sebagai pemimpin, kata dia, Jokowi bukan hanya seorang sosok yang tegas, melainkan berani dan "petarung" yang siap bekerja keras untuk menjalankan program yang dianggap bermanfaat untuk masyarakat.
"Jokowi itu sangat tegas, cuma gayanya gaya Solo," kata Akhyar.
Ia menambahkan, diantara bukti ketegasan Jokowi sebagai pemimpian adalah penertiban Tanah Abang dan Waduk Pluit yang masalah sosialnya sangat komplek.
"Masalahnya cukup rumit, namun beliau bisa selesaikan satu per satu dan tidak ada gesekan disana," ujarnya.