Jumat 06 Jun 2014 12:09 WIB

Pemprov DKI Terima Hibah 30 Bus Transjakarta

Rep: C63/ Red: Esthi Maharani
Transjakarta Busway
Foto: Republika/Yasin Habibi
Transjakarta Busway

REPUBLIKA.CO.ID, BALAI KOTA --Setelah sempat tertunda, akhirnya Pemprov DKI Jakarta resmi menerima hibah 30 bus Transjakarta dari sejumlah perusahaan swasta. Penyerahan bus sumbangan tiga perusahaan yakni Telkomsel, ti-phone, PT Rodamas resmi diterima Pemprov DKI dan disaksikan langsung oleh Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok di Silang Monas, Jakarta, Jumat (6/6).

Ahok mengungkapkan dengan adanya sumbangan 30 bus tersebut dapat mengurangi beban pembelian bus Pemprov DKI yang saat ini masih membutuhkan banyak armada bus. Sehingga dana yang semula dialokasikan untuk bus bisa digunakan untuk anggaran lainnya yang lebih penting seperti pendidikan.

"Kalau ada yang mau kasih gratisan, mau beli nggak kira-kira? Gitu aja. Sampai ada yang nggak mau kasih ya kita beli. Hemat duit," kata Ahok usai melepas 30 bus.

Secara fisik, desain warna seluruh bus sumbangan swasta ini memang berbeda dari bus Transjakarta kebanyakan. Desain bus masing-masing berbeda tampilannya sesuai perusahaan yang menyumbang. Bahkan, khusus bus transjakarta sumbangan telkomsel telah dilengkapi jaringan Wifi gratis.

Hal itu pula yang menyebabkan proses sumbangan sempat sulit dilakukan. Pajak yang dikenakan kepada mereka cukup tinggi karena setiap bus memuat unsur komersial sesuai perusahaan penyumbang.

Namun, setelah diserahkan ke Pemprov DKI Jakarta, seluruh bus akan lebih dulu diurus perizinannya ke Dinas Perhubungan sebelum akhirnya dioperasikan.

Direktur PT Transjakarta Antonius NS Kosasih mengatakan pengoperasian bus akan diberlakukan dalam waktu dekat ini di kooridor yang dianggap paling membutuhkan armada bus.

Hal serupa juga diungkapkan oleh Kepala Unit Pengelola Teknis Transjakarta Pargaulan Sibutar-butar. Ia mengatakan sebenarnya hampir seluruh koridor masih membutuhkan bus Transjakarta, namun untuk saat ini terlebih dahulu diutamakan koridor yang paling membutuhkan.

"Kita lihat dulu mana yang paling butuh, tapi mungkin koridor 4,5, dan 6 yang kita utamakan," ujar Pargaulan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement