Rabu 04 Jun 2014 19:13 WIB

Warga Jampang Tolak Prostitusi Jablay

Rep: c91/ Red: Agung Sasongko
Kawasan Prostitusi
Foto: Warga Jampang Tolak Prostitusi Jablay
Kawasan Prostitusi

REPUBLIKA.CO.ID, PARUNG -- Warga desa Jampang, Bogor, memasang spanduk berukuran sekitar 3 x 5 meter di pinggir jalan raya bertuliskan ‘Warga Desa Jampang Menolak Area ini Dijadikan Kawasan Jablay’. Mereka berharap cara tersebut dapat menghilangkan kesan negatif yang selama ini menempel pada wilayah Parung, khususnya Jampang.

Sekretaris Desa Jampang, Suhanda (42) mengungkap, Parung dan sekitarnya termasuk daerah rawan konflik, terutama bila berkaitan dengan masalah prostitusi. “Jadi kita ingin menghilangkan imej mangkal di desa Jampang,” kata dia, Rabu (4/6).

Suhanda menjelaskan, sebelumnya banyak warung remang-remang beroperasi di Jampang. Namun pada 1999, beberapa warung itu telah dibakar warga yang dikordinasikan oleh Forum Peduli Lingkungan. Sebenarnya, kata dia, pengurus desa tak menganjurkan pembakaran tersebut, melainkan hanya pembongkaran.

Beberapa hari sebelum peristiwa itu terjadi, pihak desa memberikan surat peringatan kepada setiap warung ilegal tersebut. Dalam surat itu, mereka diharuskan menutup warungnya atau mengalihfungsikannya menjadi warung biasa, seperti warung kopi, atau warung jamu. Bila tak bersedia, maka warung akan dibongkar.

Hanya saja tak semua pemilik warung bersedia menutup warungnya, sehingga pihak desa terpaksa membongkarnya. Namun warga justru datang untuk membakar habis beberapa warung yang mangkir dari peringatan. “Sampai sekarang kami masih bertanya-tanya apakah yang ikut membakar waktu itu warga Jampang, karena kami kan tak hafal semua warga,” ujar Suhanda.

Selain spanduk di atas, ada dua spanduk lagi yang dipasang masing-masing bertuliskan, ‘Warga Desa Jampang Menolak Area ini Dijadikan Kawasan Ngetrek’ dan ‘Warga Desa Jampang Menolak Area ini Dijadikan Kawasan Tawuran’. Suhanda menjelaskan hal itu dilakukan, karena sejak jalan raya Jampang diperlebar banyak pemuda kebut-kebutan di sana.

Fauzi, warga Desa Jampang mengaku turut membantu pemasangan berbagai spanduk tersebut. “Semua warga sudah setuju kok,” tuturnya. Ide pemasangan spanduk berawal dari kegelisahan para pemuda, dan ulama. Sampai sekarang sudah sekitar dua minggu spanduk-spanduk itu berdiri, baik di sebelah kanan maupun kiri jalan raya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement