Rabu 04 Jun 2014 21:21 WIB

Napi Manfaatkan Limbah Jadi Kerajinan Bernilai Ekonomi

Napi sedang mengerjakan kerajinan tangan bernilai ekonomi.
Foto: Antara
Napi sedang mengerjakan kerajinan tangan bernilai ekonomi.

REPUBLIKA.CO.ID, PALANGKA RAYA -- Ratusan narapidana yang menghuni lemabaga pemasyarakatan klas IIA di Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah memanfaatkan limbah menjadi barang bernilai ekonomi.

"Sudah banyak yang dipasarkan di wilayah Kota Palangka Raya, dan bahkan banyak yang pesanan. Dengan bahan dan tenaga terbatas kita jadi kewalahan," kata Kepala Seksi Pembinaan dan Pendidikan (Binadik) Lapas Klas IIA Marsito di Palangka Raya, Rabu (4/6).

Bahan bekas yang digunakan adalah limbah kayu dan sampah seperti kotak rokok, botol plastik menjadi cenderamata. Mereka membuat barang-barang kerajinan seperti sarang burung, tameng hias khas Kalimantan Tengah.

Seorang narapidana dapat membuat satu atau dua sarang burung setiap hari. Sedangkan untuk membuat tameng hias khas Kalimantan membutuhkan waktu relatif lama karena sedikit agak rumit, kata dia.

Dia menjelaskan, hasil penjualan kerajinan tangan itu para napi mendapat bagi hasil sebesar 50 persen. Sedang 15 persen disetor ke negara sebagai penerimaan bukan pajak, dan 35 persen lainnya sebagai biaya pembinaan dan penunjang kegiatan.

"Bagian 50 persen buat napi kita simpan sebagai tabungan mereka. Kita berikan kalau ada keperluan mendadak. Atau nanti kita berikan saat dia bebas untuk biaya pulang," katanya.

Menurut dia, keterampilan ini sebenarnya merupakan bentuk pembinaan selama menjalani masa hukuman. Keterampilan yang diberikan kepada napi bermacam-macam. Selain keterampilan meubel, juga ada perbengkelan dan komputer.

Sedang untuk narapidana perempuan diberikan bekal keterampilan menyulam, menjahit, membuat jala dan lain sebagainya dengan harapan saat bebas nanti mereka punya bekal untuk berbuat baik dan bekerja dengan keterampilan tersebut, katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement