REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Hasil survei The Fred Hollows Fondation (FHF), menyebutkan kebutaan karena katarak yang diderita masyarakat Nusa Tenggara Barat (NTB) mencapai 70 persen.
"Itu hasil survei FHF yang disampaikan Pak Iskandar, manager program FHF untuk Indonesia," kata Wakil Gubernur NTB H Muh Amin, di Mataram, Rabu (4/6).
Kegiatan survei itu dilakukan sejak April - Mei 2014, di beberapa kabupaten/kota di wilayah NTB, sebagai lokasi pelaksanaan program pencegahan dan pengobatan penyakit mata bagi penderita katarak dan gloukoma. NTB merupakan lokasi ketiga, setelah sebelumnya dilaksanakan di Sulawesi dan Jawa Barat, dan telah disepakati untuk dilanjutkan pada tahun anggaran 2015.
Dari hasil survei dan pelaksanaan kegiatan itu, diketahui 4,5 persen masyarakat NTB mengalami kebutaan dan setiap tahunnya jumlah itu bertambah, sedangkan kebutaan karena katarak mencapai 70 persen.
"Hasil survei FHF itu cukup mengejutkan, dan tentu harus disikapi secara baik dan terarah," ujar Amin.
Pihak FHF juga mengungkapkan temuan adanya banyak masyarakat yang tidak menyadari betapa pentingnya memeriksa mata terutama bagi penderita katarak yang takut berobat karena biaya tinggi.
Untuk itu, FHF berharap adanya kesadaran masyarakat yang menderita katarak agar mau menjalani operasi, dan hal itu perlu didukung berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah.
"Tentu pemerintah daerah perlu mendorong semua pihak terkait untuk membantu penderita katarak agar mau melakukan operasi dan pengobatan lebih lanjut," ujar Amin.