Rabu 04 Jun 2014 16:06 WIB

Produk Batik Diharap Selamatkan Ekspor Jateng

Batik
Foto: Noveradika/Antara
Batik

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jateng Petrus Edison Ambarura berharap produk batik lokal bisa menyelamatkan nilai ekspor Jateng mengingat pada April 2014 Jateng mengalami penurunan ekspor.

"Harapan kami produksi batik Indonesia yang sudah dikenal di dunia luar ini bisa menaikkan nilai ekspor kita," jelasnya di Semarang, Rabu (4/6).

Menurutnya batik sudah diakui sebagai produk Indonesia salah satunya Jawa Tengah sehingga pangsa pasar untuk nasional maupun internasional terbuka lebar.

Seperti diketahui menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Jateng nilai ekspor pada April turun sebesar 3,79 persen atau setara dengan 19,60 juta dolar AS.

"Ekspor harus terus digalakkan karena untuk menghindari defisit penjualan produk industri Jateng yang mulai turun saat memasuki triwulan II tahun ini," jelasnya.

Mengenai penurunan ekspor Edison optimis kondisi tersebut tidak akan berlangsung lama mengingat besaran penurunan tidak terlalu besar dan produk Indonesia banyak diminati oleh pasar asing. "Harapan kami pascalebaran mendatang produksi bisa kembali baik dan kuantitas ekspor pun tetap tinggi," ujarnya.

Sementara itu Ketua Kamar Dagang dan Industri Jateng Kukrit Suryo Wicaksono mendukung langkah Pemprov Jateng yang menjadikan batik sebagai komoditas untuk meningkatkan nilai ekspor.

"Perkembangan usaha batik ini sangat baik meskipun kebanyakan diproduksi oleh UMKM tapi ternyata pasarnya sudah luas," jelasnya.

Bahkan banyak pedagang batik yang memperoleh omzet besar dari penjualan melalui online oleh karena itu ke depan pihaknya berencana untuk membekali manajemen pengelolaan dan pinjaman lunak permodalan bagi pelaku kerajinan batik.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement