Selasa 03 Jun 2014 23:00 WIB

BPS: Bekasi Satu-satunya Kota Alami Deflasi

Deflasi (ilustrasi)
Deflasi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Badan Pusat Statistik mencatat wilayah Kota Bekasi menjadi satu-satunya daerah di Provinsi Jawa Barat yang mengalami deflasi sebesar 0,14 persen sepanjang Mei 2014.

Ketua Badan Pusat Statistik Kota Bekasi Slamet Waluyo di Bekasi, Selasa, mengatakan deflasi yang terjadi di Kota Bekasi memperlihatkan bahwa hiruk pikuk masa kampanye di tahun politik tidak berpengaruh banyak.

"Kondisi itu nampak dari survei kami terhadap harga-harga sejumlah komoditas di pasar yang justru turun. Gejolak politik tak berpengaruh signifikan terhadap harga berbagai kebutuhan di Kota Bekasi," katanya.

Dikatakan Slamet, sejumlah komoditas yang terpantau mengalami penurunan harga dan turut berkontribusi besar pada deflasi di antaranya cabai rawit, bawang merah, dan sayur-sayuran.

Selain itu, sektor transportasi juga turut menyumbang pengaruh pada tingkat deflasi yang terjadi, seiring terjadinya penurunan harga bahan bakar minyak nonsubsidi.

Demikian pula halnya dengan harga emas yang ikut turun.

"Penurunan harga sejumlah komoditas makanan ini bisa jadi diakibatkan melimpahnya barang yang berbanding terbalik dengan permintaan yang belum meningkat," katanya.

Akan tetapi, harus diwaspadai dalam waktu dekat, harga-harga tersebut mulai merangkak naik seiring segera tibanya bulan Ramadhan.

Seperti tren tahun-tahun sebelumnya, konsumsi masyarakat kerap meningkat jelang Ramadan hingga Idul Fitri.

Gejala itu bahkan sudah mulai terasa di akhir Mei untuk sejumlah komoditas, misalnya ayam potong, telur ayam, dan jengkol.

"Kondisi ini harus diwaspadai oleh pemerintah setempat supaya bisa menjamin stok pangan memadai meskipun permintaan meningkat. Dengan demikian, peningkatan laju inflasi yang diprediksi akan terjadi untuk Juni ini bisa ditekan," ucapnya.

Apalagi selain jelang Ramadhan, ada tiga momentum penting lain yang sama-sama terjadi di Juni, yakni masa penerimaan siswa baru, kenaikan tarif dasar listrik, dan kampanye pemilihan presiden.

"Selama situasi kondusif, aktivitas politik tak akan berpengaruh banyak. Buktinya saat masa kampanye beberapa bulan lalu, harga-harga masih cenderung stabil. Laju inflasi dari komoditas pakaian juga tak terlalu signifikan peningkatannya," katanya.

Informasi ini dalam waktu dekat akan disampaikannya pada Pemerintah Kota Bekasi untuk ditindaklanjuti.

Melalui informasi statistik ini, pemerintah bisa memperoleh acuan untuk menggariskan kebijakan menjaga kondusivitas situasi serta kestabilan harga.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement