Selasa 03 Jun 2014 18:38 WIB

Petani Kembangkan Cacing Jadi Obat

Pekerja mengemburkan tanah ketika perawatan cacing merah (Lumbricus rubellus) di pusat budidaya cacing tersebut di Dataran Tinggi Kemuning, Karanganyar, Jateng, Jumat (8/11). Cacing merah itu nantinya digunakan sebagai bahan baku obat dan kosmetik, dijual
Foto: Antara
Pekerja mengemburkan tanah ketika perawatan cacing merah (Lumbricus rubellus) di pusat budidaya cacing tersebut di Dataran Tinggi Kemuning, Karanganyar, Jateng, Jumat (8/11). Cacing merah itu nantinya digunakan sebagai bahan baku obat dan kosmetik, dijual

REPUBLIKA.CO.ID, NEGARA -- Anggota Kelompok Tani Ternak (KTT) Desa Ekasari, Kabupaten Jembrana, Bali, mengembangkan cacing limbah ternak sapi sebagai bahan baku obat.

"Cacing tersebut sengaja kami budidayakan. Setelah dicampur bahan alami lainnya bisa menjadi obat berbagai macam penyakit," kata Ketua KTT Galang Kangin, Desa Ekasari I Gusti Tirtayasa saat menerima tim penilai Lomba Desa Terpadu Provinsi Bali, Selasa (3/6).

Menurut dia, untuk mendapatkan ramuan "lumbricus oil" tersebut cacing antara lain dicampur minyak kelapa asli (VCO) dan pengolahan dengan teknologi tepat guna yang sederhana.

Ia menyebutkan beberapa penyakit yang bisa diobati dengan ramuan itu antara lain pegal-pegal di badan, gatal, tifus, perut kembung, dan lain-lain.

Meskipun bisa mengembangkan ramuan obat, dia mengaku hasil produksi sampingan dari ternak sapi tersebut baru dipasarkan di Kabupaten Jembrana. KTT itu belum bisa memenuhi pesanan dari luar karena hanya mampu memproduksi ramuan tersebut 10 hari sekali dengan kapasitas 160 botol berukuran 10 cc.

"Kami pasarkan di Jembrana saja sudah habis. Harganya juga murah, hanya Rp 5.000 setiap botol," ujarnya.

Sekda Kabupaten Jembrana I Gede Gunadnya yang mendampingi tim penilai mengingatkan agar KTT tidak cepat berpuas diri dengan apa yang sudah dicapai.

"Dengan mengikuti lomba ini, kami harapkan KTT bisa mendapatkan ilmu baru, yang bisa dijadikan bahan evaluasi untuk lebih baik lagi," katanya.

Sementara Ketua Tim Penilai, I Wayan Sadia, mengemukakan, lomba seperti ini jangan dijadikan beban oleh masyarakat karena bertujuan untuk perbaikan dan menyempurnakan apa yang sudah mereka lakukan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement