Selasa 03 Jun 2014 15:22 WIB

Deddy Mizwar: Harga Sembako Naik Wajar, Jangan Panik!

Rep: arie lukihardianti/ Red: Asep K Nur Zaman
Deddy Mizwar
Foto: wartakota
Deddy Mizwar

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG -- Melambungnya harga berbagai kebutuhan pokok menjelan Ramadhan, ditanggapi Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar dengan meminta masyarakat tidak panik dan reaktif. Bagi aktor dan sutradara peraih Piala Citra ini kenaikan harga kebutuhan pokok menjelang Bulan Puasa adalah wajar.

"Sembako naik menjelang Ramadhan dan Idul Fitri sebetulnya normatif saja. Cuma memang, yang harus dilihat adalah stoknya yang tidak ada atau demand-nya memang tinggi. Kita lihat dulu karena apa. Jangan panik dan jangan reaktif,"  tutur Deddy, menanggapi gejolak harga sembako akhir-akhir ini.

Naga Bonar -- peran dalam film yang pernah dimainkannya -- belum memutuskan langkah apa yang harus dilakukan melihat kondisi ini. Dia pun memilih untuk melihat terlebih dahulu pemicu kenaikan harga itu.

Memang, kata dia, setiap Ramadhan dan Lebaran harga kebutuhan pokok biasa naik tapi kondisi ini harus diminimalisasi. Harus dilihat dulu, penyebabnya karena apa. 

''Jangan diambil kesimpulan terlalu cepat. Supaya tindakan untuk menormalkan harga bisa tepat, jangan panik karena ini hal yang biasa," katanya.

Bisa jadi, kata Deddy, mulai melambungnya harga-harga kebutuhan pokok akibat adanya penimbunan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab. Tak hanya itu, memanasnya suhu perpolitikan menjelang Pilpres 2014 juga bisa menjadi penyebabnya. 

"Operasi pasar bisa salah satu upaya. Tapi jangan-jangan stoknya juga kurang atau malah ada penimbunan. Karena ini kan satu bulan lagi. Apalagi mau Pilpres. Makanya kita teliti dulu sebabnya apa, jangan reaktif," kata pemeran utama sinetron Mata Angin dan Lorong Waktu itu.

Deddy mengaku, sampai saat ini belum memperoleh laporan secara resmi dari instansi terkait mengenai kenaikan harga kebutuhan pokok ini. Namun, dia berharap masyarakat bisa tenang dulu menghadapi kondisi ini.

"Karena ini hal mendasar, pangan, menjelang Pilpres. Biasanya kan tahun-tahun lalu mulai terasa saat Ramadhan, tapi sekarang sebelum Ramadhan sudah terasa. Jadi memang harus dilihat dulu seperti apa," tegasnya lagi. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement