Selasa 03 Jun 2014 15:02 WIB

Sempat Menolak, Ketua PDIP Surabaya Setuju Dolly Ditutup

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Erik Purnama Putra
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri (kanan) didampingi Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (tengah), Wakil Wali Kota Surabaya Wisnu Sakti Bhuana (kiri)
Foto: Antara
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri (kanan) didampingi Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (tengah), Wakil Wali Kota Surabaya Wisnu Sakti Bhuana (kiri)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wakil Wali (Wawali) Kota Surabaya Wisnu Sakti Buana akhirnya menuruti keputusan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini yang memajukan penutupan lokalisasi prostitusi Dolly menjadi 18 Juni 2014. Pria yang juga menjabat ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDIP Surabaya tersebut mengakui, pihaknya sempat ingin menerjunkan kader partai kalau penutupan Dolly dilakukan secara represif.

Setelah bertemu dengan warga Dolly beberapa pekan lalu, kata Wisnu, terungkap warga menolak penutupan. Dia juga mengaku mendapati fakta kalau instansi terkait seperti Dinas Sosial Surabaya memberikan laporan mengenai Dolly yang tidak sesuai kepada Risma.

Untuk itu, ia berharap, hasil pertemuan antara dirinya dan warga Dolly telah dilaporkan secara lisan kepada Risma bisa menjadi pertimbangan. Kendati begitu, ia tetap mengkaji bagaimana konsep Risma menutup tempat prostitusi yang disebut-sebut terbesar di Asia Tenggara itu.

Termasuk, keputusan Risma yang memajukan penutupan Dolly yang semula 19 Juni 2014 menjadi 18 Juni 2014 juga menjadi pertimbangannya. "Kalau keputusan bu Risma memajukan menutup pada 18 Juni 2014, ya saya sebagai wakilnya menurut pada beliau,’’ katanya kepada Republika saat ditemui di Balai Kota Surabaya, Selasa (3/6).

Wisnu memastikan selalu berada di belakang untuk mendukung Risma. Terkait isu jaminan kompensasi untuk pekerja seks komersial (PSK) hingga mucikari Dolly,  ia meyakini kalau Risma sudah siap secara pendanaan.

Wisnu juga memastikan, kalau PDIP tidak akan mengerahkan kadernya untuk melindungi Dolly jika ditutup secara represif. Ia berharap, kemungkinan terjadinya gesekan saat penutupan Dolly nantinya harus dihindari. "Lagipula seluruh kekuatan kami (PDIP) saat ini berkonsentrasi untuk memenangkan pemilihan presiden (Pilpres) 9 Juli 2014,’’ ujar anak mantan sekjen PDIP Soetjipto itu.

Kemarin (2/6), Risma bertemu Menteri Sosial Salim Segaf al Jufridi, yang keduanya sepakat bahwa Dolly tetap harus ditutup. "Penutupan Dolly tidak akan diundur. Malah akan dimajukan, Insya Allah 18 Juni ini Dolly akan ditutup," kata Risma.  Rr Laeny Sulistyawati

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement