Senin 02 Jun 2014 15:00 WIB

LAPK: Tingkat Kejahatan di Sumut Kian Memprihatinkan

Penembakan (ilustrasi)
Foto: asaljangan.com
Penembakan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Maraknya berbagai tindak kejahatan jalanan di Sumatera Utara dalam beberapa waktu terakhir dinilai kian memprihatinkan dan telah menimbulkan keresahan berbagai elemen masyarakat.

"Kasus kejahatan di Sumut kian menunjukkan tren menaik. Kini, aksi kejahatan terjadi di mana-mana," kata Direktur Lembaga Advokasi dan Perlindungan Konsumen (LAPK) Farid Wajdi di Medan, Senin.

Menurut Farid, kejahatan yang terjadi di Sumut memprihatinkan karena rutin terjadi, termasuk dengan adanya penggunaan senjata api dan senjata tajam.

Pelaku kejahatan tersebut juga tidak pilih bulu lagi, mulai dari warga biasa, aparat hingga wisatawan mancanegara sehingga merusak citra kepariwisataan di Sumut.

Berbagai tindak kejahatan tersebut semakin meresahkan karena pelakunya bukan hanya mengambil harta korban, melainkan disertai pembunuhan dan pemerkosaan.

Kondisi itu dapat dilihat dari berbagai pemberitaan media massa di Kota Medan sehingga menimbulkan ketakutan bagi masyarakat untuk beraktivitas, terutama di malam hari.

"Dengan kata lain, Sumut sudah masuk dalam kategori yang rawan kejahatan. Perampokan dan penjambretan yang disertai pembunuhan dan bentuk kekerasan lainnya sering mewarnai pemberitaan media massa," katanya.

LAPK merasa prihatin dengan kondisi itu, apalagi kejahatan jalanan tersebut terjadi berulang-ulang dan hampir belum ada yang berhasil diungkap.

Minimnya pengungkapan kasus oleh institusi kepolisian tersebut diperkirakan menjadi salah satu penyebab tindak kejahatan jalanan di Sumut semakin sering terjadi.

"Ada apa dengan kepemimpinan institusi kepolisian di Sumut," kata Farid yang juga Dekan Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) itu.

Ia mengatakan, selaku lembaga yang mendapatkan amanah di bidang pengamanan, pihak kepolisian mestinya dapat lebih bersikap profesional dengan melakukan berbagai kebijakan untuk mencegah maraknya kejahatan tersebut.

Selain berupaya mengungkap tindak kejahatan tersebut, pihak kepolisian diharapkan dapat meningkatkan fungsi pencegahan (preventif) seperti rutin melaksanakan patroli di daerah-daerah rawan dan kawasan strategis.

"Jika tidak, ada kesan penegak hukum seperti memberi peluang bagi pelaku untuk melakukan kejahatan berikutnya," ujar Farid.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement