Ahad 01 Jun 2014 18:59 WIB

Cokelat Cadbury Diduga Mengandung Babi Sudah Beredar di Batam

Cadbury Dairy Milk (ilustrasi)
Cadbury Dairy Milk (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- Cokelat Cadbury Dairy Milk Roast Almond dan Milk Hazelnut yang diduga mengandung zat babi, Ahad (1/6), masih beredar di Batam. Meski sebelumnya Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Kepri menyatakan tidak menemukan peredaran produk tersebut.

Penelusuran Antara pada menemukan produk tersebut di Kawasan Bandara Internasional Hang Nadim Batam. Cokelat Cadbury Dairy Milk Roast Almond dan Milk Hazelnut berukuran 175 gram dijual dengan harga Rp 60 ribu.

Sementara Produk coklat Cadbury Dairy Milk choco dan Cashew cookies 30 gram ditemukan pada sebuah supermarket tidak jauh dari bandara dengan harga Rp 6.800.

Produk-produk tersebut tidak tercantum lebel pemeriksaan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan tidak ada sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Semuanya produk Malaysia.

Sementara itu, pada sejumlah grosir dan supermarket besar sudah tidak tampak peredaran barang-barang tersebut. Penjaga supermarket mengatakan produk-produk tersebut sudah ditarik oleh distributor seteleh diindikasi mengandung zat babi.

Sebelumnya, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Kepri menyatakan dalam pengawasan sudah tidak menemukan produk tersebut di pasaran.

"Kami sudah melakukan pengawasan, sejauh ini belum menemukan produk diduga mengandung zat babi tersebut," kata Kepala Seksi Pemeriuksaan Penyidikan Sertifikasi dan Layanan Informasi Konsumen BPOM Kepri, Mardianto, Sabtu.

Ia mengatakan informasi mengenai adanya dugaan kandungan minyak babi yang berada dalam produk cadbury milk hazelnut dengan nomor batch 200813M01H dan milk roast almond 221013N0RI1 asal Malaysia belum ditemukan di Batam.

Direktur Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Humas BP Batam menyatakan semua produk makanan yang tidak ada lebel BPOM-nya adalah produk ilegal yang masuk melalui pelabuhan tidak resmi.

"Kalau resmi pasti ada lebel BPOM. Karena mereka yang meneliti kandungan produk, baru diajukan ke BP Batam untuk diimpor," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement