Ahad 01 Jun 2014 14:10 WIB

Disperindag: Sumut Masih Ekspor Kacang Tanah

Petani kacang tanah
Foto: Antara
Petani kacang tanah

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Sumatera Utara masih mengekspor kacang tanah di tengah ada impor dan kecenderungan terus turunnya produksi komoditas itu.

"Nilai ekspornya kacang tanah termasuk cabe kering, asam jawa dan bibit tanaman yang masuk dalam golongan hortikultura pada kwartal I 2014 mencapai 6,415 juta dolar AS," kata Kepala Seksi Hasil Pertanian dan Pertambangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumut, Fitra Kurnia di Medan, Minggu.

Ekspor golongan hortikultura itu ke Pakistan, Jepang, Thailand dan China.

"Harapannya memang produksi bisa terus ditingkatkan untuk meningkatkan ekspor sekaligus menekan impor," katanya.

Kepala Sub Bagian Program Dinas Pertanian (Distan) Sumut Lusyantini menyebutkan, Pemerintah Provinsi Sumut berupaya menekan impor kacang tanah dengan terus meningkatkan produksi komoditas tersebut.

Dia mengakui, Sumut masih tergantung dengan impor khususnya asal India maupun pasokan dari Jawa khususnya menjelang hari besar keagamaan.

"Kalau nyatanya ada ekspor, itu terjadi karena rasa kacang tanah Sumut yang disebut kacang kampung rasanya lebih manis," katanya.

Untuk melepas ketergantungan impor bahkan pasokan dari Jawa, maka Sumut terus mengupayakan peningkatan produksi.

Tahun ini, produksi ditargetkan mencapai 26.715 ton atau naik 100 persen lebih dari hasil tahun 2013 yang 13.657 ton.

Peningkatan produksi bukan hanya dari penambahan luas areal tetapi juga produktivitas.

Tahun ini penanaman kacang tanah ditargetkan 21.767 hektare dengan produktivitas 12,27 kuintal per hektare dari tahun lalu yang masih 11.359 hektare dengan produktivitas 12,02 kuintal per hektare.

Sentra utama kacang tanah Sumut ada di Karo, Langkat, Deli Serdang, Serdang Bedagai dan Tapanuli Utara Hingga triwulan I, produksi kacang tanah masih sebesar 1.575 ton dari luas tanam 1.811 hektare.

"Diakui produksi turun dibandingkan posisi sama 2013 yang sudah 2,214 ton dari areal tanaman seluas 2.605 hektare," katanya.

Penurunan luas tanam dan produksi dampak anomali cuaca termasuk bencana erupsi Gunung Sinabung yang terjadi September 2013.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement