REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Ketua PWI Indramayu, Adun Sastra, meminta pihak berwajib mengusut tuntas kasus penganiayaan seorang wartawan, saat meliput pembakaran bus oleh massa di jalur pantura Desa Eretan Wetan, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, Jumat (30/5).
''Kami minta agar kasus ini segera diusut tuntas, karena korban dianiaya saat menjalankan tugas jurnalistik,'' tegas Adun.
Adun mengaku sangat prihatin dengan peristiwa tersebut. Dia berharap, masyarakat dapat memahami tugas seorang wartawan yang sedang menjalankan tugas jurnalistik di lapangan.
Seperti diketahui, seorang wartawan sebuah mingguan terbitan Jakarta, Tukim (41) babak belur dikeroyok massa. Saat itu, dia berusaha memotret bus Luragung yang dibakar massa di jalur pantura Desa Eretan Wetan.
''Massa terus memukuli wartawan hingga kondisinya luka sangat parah dan dibiarkan tergeletak di jalan aspal,'' ujar salah seorang pengendara sepeda motor, Yayan (43).
Salah seorang wartawan sebuah harian terbitan Cirebon, Komarudin (41) mengatakan, massa terus memukuli Tukim meski sudah diberi tahu bahwa Tukim adalah seorang wartawan.
''Massa tak peduli. Mereka tetap mengeroyok Tukim walau tahu Tukim yang dikeroyok itu adalah wartawan,'' tutur Komarudin.
Tak hanya menganiaya wartawan, massa juga menganiaya seorang anggota polantas berpangkat brigadir. Saat itu, polisi tersebut sedang berusaha meredakan emosi massa yang melakukan pembakaran terhadap dua bus Luragung.
Dua bus Luragung Jaya habis dibakar massa di jalur pantura Desa Eretan Wetan, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu. Pembakaran terjadi setelah salah satu bus tersebut mengambil jalur berlawanan di tengah kemacetan, dan menabrak seorang pelajar hingga tewas seketika.
''Kami masih memeriksa sejumlah saksi mata dan sopir bus yang berhasil kami amankan di lokasi kejadian,'' kata Kapolres Indramayu, AKBP Wahyu Bintono.