REPUBLIKA.CO.ID, NEGARA -- Seorang pelajar SMA yang mencuri ayam di Kabupaten Jembrana, Bali, tewas setelah dilempar sabit oleh pemilik ayam, Selasa (27/5) malam.
"Ujung sabit menancap di punggung sebelah kiri dan tembus ke paru-paru. Ia meninggal saat dirawat di RSU Negara," kata Wakapolres Jembrana Kompol Hagnyono, Rabu.
Menurut dia, pelajar berinisial GKB ini bersama lima temannya masing-masing, PD, WM, ADP, PS dan PCW, seluruhnya asal Kelurahan Pendem, Kecamatan Jembrana, mencuri ayam di kandang milik KK, warga Kelurahan Dauhwaru.
"Sehari-hari kandang ayam tersebut memang tidak dijaga, karena pemilik tinggal di Kelurahan Dauhwaru, sementara kandang di Kelurahan Pendem," ujarnya.
Karena ayamnya sering hilang, KK setiap malam datang ke kandang yang terletak dekat komplek perkantoran Pemkab Jembrana ini, termasuk pada malam kejadian.
Malam itu, sekitar pukul 20.30 wita, ia datang ke kandang dengan diantar anaknya, dan melihat beberapa orang berusaha mencuri ayamnya.
Melihat kedatangan pemilik ini, pelaku yang rata-rata masih remaja tersebut melarikan diri, termasuk GKB yang bertugas berjaga di pinggir jalan dengan sepeda motornya.
"Saat hendak kabur dengan sepeda motornya, pemilik kandang melemparnya dengan sabit. Ia masih sempat melarikan sepeda motornya, tapi kemudian terjatuh di areal parkir Pemkab Jembrana," kata Hagnyono.
Di areal parkir yang terletak di belakang Kantor Bupati Jembrana tersebut, GKB ditolong pedagang yang kebetulan berjualan di lokasi, dan dibawa ke RSU Negara.
Dalam kasus ini, Polres Jembrana melakukan proses hukum terhadap remaja yang melakukan pencurian, maupun pemilik yang melemparkan sabit hingga menyebabkan seseorang meninggal dunia.
Teman-teman GKB yang melakukan pencurian langsung diamankan, dan ditambah empat remaja lagi yaitu ARS, PPN, KYA dan APS, yang juga pernah melakukan pencurian di kandang ayam tersebut.
"Dari keterangan pelaku pencurian ini, mereka sudah sering mencuri ayam di kandang tersebut. Mereka kami jerat dengan pasal 363 junto pasal 364 KUHP," kata Kasat Reskrim Polres Jembrana, AKP I Gusti Made Sudarma Putra.
Sementara pemilik kandang nekat melempar sabit, diduga karena sudah habis kesabaran, sebab dari 80 ekor ayam miliknya, tinggal tiga ekor.
"Ayam tersebut katanya ayam unggulan yang harganya lumayan mahal. Tapi meski demikian, pemilik ayam juga kami proses, karena ada laporan dari orang tua GKB," ujarnya.
Khusus untuk pemilik ayam, kepolisian masih memeriksanya selaku korban pencurian, setelah itu baru masuk ke peristiwa yang menyebabkan GKB meninggal.
"Karena ada dua kasus, kami periksa satu-satu dulu. Sambil kami menunggu otopsi terhadap jenasah GKB, yang dilakukan hari ini di RS Sanglah, Denpasar," ujarnya.