Selasa 27 May 2014 09:25 WIB

Drainase Buruk di Bukittinggi Kerap Picu Banjir

Jam Gadang, salah satu icon Kota Bukittinggi, Sumatera Barat.
Foto: ilham0191.wordpress.com
Jam Gadang, salah satu icon Kota Bukittinggi, Sumatera Barat.

REPUBLIKA.CO.ID,  BUKITTINGGI -- Bukittinggi satu kota tujuan wisata di Sumatera Barat (Sumbar), berpotensi dilanda banjir saat hujan karena buruknya jaringan drainase yang berada di samping kiri dan kanan jalan di kota itu.

Kepala Bidang (Kabid) Pengairan dan Drainase Dinas Pekerjaan Umum Kota Bukittinggi, Jayatman, Selasa (27/5), menyebutkan, potensi banjir menghantui kota ini karena jaringan drainase tidak mampu menampung volume air yang tinggi dari hulu jika hujan berlangsung lama.

"Banjir melanda Bukitinggi ini sifatnya hanya sementara. Saat hujan reda air kembali surut," katanya.

Ia menyebutkan, potensi banjir kemungkinan melanda Kota Bukittinggi mengingat saluran air samping kiri dan kanan jalan hanya selebar 1,5 meter.

Idealnya, katanya, saluran drainase samping kiri dan kanan jalan tersebut lebarnya 3 meter. "Untuk perbaikan saluran menjadi 3 meter tersebut tidak mungkin juga dilakukan karena akan membutuhkan biaya banyak," katanya.

Ia berharap, warga kota supaya menjaga serta merawat saluran air yang telah dibuat dengan tidak membuang sampah ataupun barang lainnya yang dapat menyumbat saluran air. "Saluran tersumbat akibat banyaknya material sampah pada saluran air karena warga membuang sampah pada saluran air," katanya.

Titik banjir terparah terjadi di Anak Air, Kelurahan Anak Air, Kecamatan Mandiangin Koto Selayan (MKS). "Adanya bangunan berdiri di atas saluran air, salah satu penyebab air mengalir kurang lancar," katanya.

Pada tahun lalu pemerintah telah mengalokasikan dana sebesar Rp3 miliar untuk perbaikan saluran, yang dibagi atas beberapa paket, yaitu peningkatan saluran sungai atau Batang Masang sampai Ombilin, depan Masjid Muslim, Batang Masang/Villa 2.000 dan pembangunan drainase dari Kantor Lurah Pulai Anak Air ke Gantiang.

Pekerjaan perbaikan pada saluran air tersebut terdapat pada sisi kiri dan kanan ruas jalan yang terdapat di pinggiran kota. "Setelah perbaikan pada saluran yang telah dilakukan itu akhirnya aliran air jadi lancar. Namun meluapnya air ke jalan, karena tersumbar oleh sampah rumah tangga yang dibuang ke saluran air," ungkapnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement