Ahad 25 May 2014 19:47 WIB

Muhammadiyah: Umat dan Bangsa Tak Boleh Tercerai-berai

Prof Dadang Kahmad, ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah
Foto: dokpri
Prof Dadang Kahmad, ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah

REPUBLIKA.CO.ID,  SAMARINDA -- Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Dadang Kahmad mengingatkan, agar pemilihan Presiden-Wakil Presiden 9 Juli 2014 nanti, tidak menjadikan umat dan bangsa Indonesia bercerai-berai.

 

Kontestasi politik tersebut justru harus dijadikan sebagai ajang berlomba-lomba dalam kebajikan. “Mari ber-fastabiqul khairat. Tonjolkan programnya yang prorakyat. Jangan saling menjatuhkan, apalagi memfitnah. Moralitas harus menjadi patokan agar bangsa ini tetap bersatu,” tegas Dadang disela-sela Tanwir Muhammadiyah di Samarinda, Kalimantan Timur, Ahad (25/5).

 

Karena itu, Muhammadiyah, lanjut Dadang, mengimbau agar Pemerintah dan KPU sebagai penyelenggara bersikap netral. Sementara kedua pasangan calon bersama tim suksesnya bekerja keras, meraih dukungan dengan cara-cara elegan dan beradu program. 

 

“Saya sedih, melihat kampanye yang saling menyudutkan. Semoga itu bukan dari tim sukses. Mohon semua pihak menjaga diri, bersikap santunlah dalam politik. Kita kan masih satu bangsa, rugi kalau terjadi pertikaian. Ingat,kemaslahatan bersama menjadi tujuan,” katanya.

 

Menurut Dadang, energi warga persyarikatan dan umat Islam tidak harus tersedot ke agenda politik yang hanya terjadi lima tahun sekali. Apalagi bila hanya menimbulkan perpecahan. “Karena itu kami memberikan kebebasan kepada anggota untuk menggunakan hak pilihnya secara cerdas, bijaksana, rasional dan spiritual,” tegasnya.

 

Apalagi bagi Muhammadiyah yang telah ada sebelum Indonesia merdeka dan memiliki amal usaha dengan jumlah ratusan ribu dari Sabang hingga Merauke. Total asetnya yang puluhan triliun hendaknya terus dibesarkan agar benar-benar bermanfaat bagi umat. Agenda kultural Muhammadiyah tersebut harus terus dikembangkan hingga pelosok tanah air dengan perluasan dakwah dan pemberdayaan umat. 

 

“Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat kepada manusia yang lain. Itulah falsafah nilai yang menjadi anutan Muhammadiyah, sebagaimana diperintahkan Rasulullah SAW,” tegasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement