Ahad 25 May 2014 17:46 WIB

Din: Terlalu Mahal Jika Muhammadiyah Tercerai karena Beda Pilihan

Rep: Hafidz Muftisany/ Red: Mansyur Faqih
Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin (tengah) didampingi dewan pengurus pusat berbicara saat penutupan Tanwir Muhammadiyah 2014 di Samarinda, Kalimantan Timur, Ahad (25/5).
Foto: Tahta Aidilla/Republika
Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin (tengah) didampingi dewan pengurus pusat berbicara saat penutupan Tanwir Muhammadiyah 2014 di Samarinda, Kalimantan Timur, Ahad (25/5).

REPUBLIKA.CO.ID, SAMARINDA -- Rangkaian agenda Tanwir Muhammadiyah di Samarinda sejak Jumat (23/5) ditutup Ahad (25/5). Tanwir yang diikuti unsur Pimpinan Pusat dan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah se-Indonesia itu menghasilkan beberapa keputusan strategis organisasi.

Ketua umum PP Din Syamsuddin mengimbau, seluruh warga Muhammadiyah agar memegang erat maklumat kebangsaan yang merupakan hasil Tanwir sebagai pedoman dalam pilpres. Ia juga mengimbau agar amal usaha Muhammadiyah dan organisasi otonom tidak melampaui kewenangan dengan memberikan dukungan ke salah satu calon. 

Din mengatakan, kebebasan yang diberikan warga Muhammadiyah harus dilaksanakan dengan bertanggung jawab. Jangan sampai karena berbeda pilihan, warga Muhammadiyah justru terjebak dalam konflik dan perpecahan. 

"Terlalu mahal jika warga Muhammadiyah tercerai hanya karena beda pilihan," ujarnya dalam penutupan Tanwir Muhammadiyah di Samarinda, Ahad (25/5). Din percaya warga Muhammadiyah adalah kaum terdidik dan pemilih cerdas. 

Din berpesan, jika sudah memiliki pilihan, warga Muhammadiyah tidak boleh membela secara fanatik dan ekstrem. Menyitir hadits, Din mengungkapkan jangan terlalu mencintai seseorang karena bisa menjadi lawan di kemudian hari. "Begitu pula sebaliknya," ujar Din.

Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Agung Danarto menambahkan, ada beberapa keputusan organisatoris dalam tanwir kali ini. Tanwir menetapkan Dahlan Rais sebagai ketua panitia pemilihan anggota pimpinan pusat yang akan digelar dalam Muktamar Muhammadiyah di Makasar tahun depan.

Agung menambahkan, dalam pembahasan dinamika organisasi diputuskan tidak akan ada program kerja baru hingga Muktamar 2015. Program kerja amanah Muktamar Muhammadiyah Yogyakarta 2010 akan ditinjau kendala pelaksanaan program. 

Struktur Muhammadiyah juga direkomendasikan untuk menggalakkan pengajian keislaman di seluruh tingkatan. Kurang menggembirakannya program dakwah di tataran bawah menjadi catatan dalam pelaksanaan Tanwir kali ini. "Kemampuan pemimpin untuk pemetaan dakwah juga mesti digenjot," tutur Agung.

Sidang Tanwir juga meminta agar produk dari Majelis tarjih dan tajdid disosialisasikan dengan gencar. Untuk akselerasi program, tanwir merekomendasikan agar amal usaha Muhamamdiyah dan LazisMU membantu dengan sinegisitas penyaluran dana program.

Ketua PP Muhamamdiyah Dadang Kahmad menyatakan maklumat kebangsaan bisa juga digunakan sebagai panduan bangsa Indonesia dalam menentukan pilihan. Seruan kepada penyelenggara negara, capres, pendukung dan kriteria capres versi Muhammadiyah sudah sangat rigid sebagai bahan pertimbangan.

Dadang menambahkan capaian bervariasi pelaksanaan program di masing-masing PWM masih sejalan dengan arahan Muktamar Yogyakarta. "Laporan kemajuannya positif," katanya.

Muhammadiyah, kata Dadang, akan terus berkhidmat melayani umat dalam bidang kesehatan dan pendidikan. "Dua hal ini adalah manifestasi cita-cita Muhammadiyah."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement