REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Terpadu Riset Mandiri (TTRM) Situs Gunung Padang akan menggunakan teknologi Light Detection and Ranging (LIDAR) untuk memetakan struktur situs Gunung Padang di Cianjur, Jawa Barat, secara utuh.
"Kita petakan pakai teknologi LIDAR. Kebetulan ada sukarelawan yang menyumbang alat dan ahli LIDAR," kata Ketua Tim Terpadu Riset Mandiri Ali Akbar kepada Antara di Jakarta, Jumat.
Teknologi ini, menurut dia, menghasilkan peta yang sangat akurat hingga satu milimeter (mm). Pohon, batu, dan tanah dapat dibedakan dengan alat ini, sehingga mampu menghasilkan peta permukaan tanah tanpa pohon yang memperlihatkan bentuk bangunan.
Menurut Ali, setiap teknik pemetaan memang ada keunggulan dan keterbatasannya. Karena itu nantinya pemetaan dari darat (terestrial) dan udara (airborne) akan digabungkan.
"Alat pemetaan ini (LIDAR) nanti dibawa pakai helikopter untuk petakan situs dari atas," ujar dia.
Dengan teknologi ini, ia mengatakan akan ada kesempatan menghasilkan detail atau bagian-bagian bangunan menjadi terbuka lebar, sehingga harapannya dengan cara ini juga dapat menemukan jalan masuk ke dalam yang diduga ruangan di dalam situs.
Meski demikian upaya untuk mengungkap ruang di dalam situs Gunung Padang yang diperkirakan berusia lebih dari 5000 tahun sebelum masehi tersebut tetap dilakukan oleh para geolog.
"Untuk pencitraan di bawah permukaan akan dilakukan survei geolistrik, georadar, geomagnet, seismik tomografi, bor beberapa lokasi lagi," ujar Ali.