REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Kecamatan Gamping masih menduduki jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) tertinggi di Kabupaten Sleman. Angka Bebas Jentik (ABJ) nyamuk di wilayah setempat diketahui masih di bawah standar.
Dari data Dinas Kesehatan Sleman hingga 23 Mei 2013, DBD telah menginfeksi 44 penderita di Kecamatan Gamping. Dengan data tersebut, Dinkes Sleman menggelar Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan Pemantauan Jentik Berkala (PJB).
"Anggota Tim dari Dinas Kesehatan, Bagian. Kesra, Bagian Pemerintahan Desa serta dari TNI Polri melakukan monitoring di Wilayah Desa Trihanggo, Padukuhan Kronggahan II," ujar Kepala Dinkes Sleman, Mafilindati Nuraini, Jumat (23/5).
Tim bersama kader melihat langsung jamban, minum burung, tempat cuci, dan kebun warga masyarakat. Dari pemantauan, tim menemukan 11 Titik Positif Jentik dari 68 delapan rumah. Angka Bebas Jentik (ABJ) mencapai 82,54 persen masih di bawah angka standar yaitu minimal 95 persen.
Meski ABJ di bawah standar, kesadaran warga dusun Kronggahan II dinilai sudah baik dalam penanggulangan Angka Bebas Jentik. Cara yang telah digunakan yaitu tempat mandi, bak mandi, tempat mencuci menggunakan ember sehingga setelah selesai dapat dengan mudah air dibersihkan atau dikeringkan.
Untuk Kelompok I, pemantauan dilaksanakan di Dusun Kliwonan Desa Sidorejo dengan melihat 54 titik. Dari rumah tersebut, tim menemukan 9 titik positif jentik. Angka ABJ juga masih di bawah standar yakni 83,3 persen.
Dari temuan tersebut Tim Pokjanal DBD menyarankan kegiatan monitor jentik ini sebaiknya dibentuk dan dilaksanakan atas kesadaran bersama masyarakat. "Kegiatan bisa melibatkan anak sekolah dengan bimbingan para ibu-ibu kader Padukuhan," ujar Mafilindati.