REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU -- Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jendral Pol Sutarman mengatakan pihaknya akan menganalisis dugaan keterkaitan jaringan teroris dengan perampokan toko emas di Bengkulu.
"Seperti perampokan toko emas, itu saya minta analisa apakah ada keterkaitan dengan kejahatan lain seperti teroris, karena kita bisa menutup sebagian aliran dana yang ditransfer dari luar negeri, namun teroris mencari dana di dalam negeri termasuk di dalamnya melakukan perampokan," kata dia di Bengkulu, Selasa.
Hal itu menurut dia, tidak menutup kemungkinan karena kejahatan serupa juga pernah terjadi dan pelaku kejahatan terkait dengan jaringan teroris.
"Seperti perampokan di Jakarta dulu, perampokan toko emas Tambora, dan beberapa daerah lain itu terkait dengan teroris, dan itu menjadi tanggung jawab kita untuk mengungkapnya," kata Kapolri.
Dia mengatakan pengusutan tuntas kasus perampokan toko emas di Bengkulu itu merupakan bentuk tanggung jawab Polri untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat.
Sebelumnya, pada 17/4 Kawanan perampok bersenjata api membawa kabur sebanyak 12 kilogram emas dari Toko Asia yang berlokasi di Jalan KZ Abidin, pusat perbelanjaan Kota Bengkulu pada pukul 9.50 WIB.
"Kami perkirakan jumlah pelaku sebanyak empat orang bersenjata api, mereka menggunakan kendaraan roda dua ke tempat kejadian perkara," kata Kapolresta Bengkulu, AKBP Iksantyo Bagus Pramono.
Dari rekaman CCTV Toko Emas Asia itu, terlihat pelaku menggunakan jaket, memakai sarung tangan serta menggunakan helm penutup kepala untuk menyamarkan identitas diri.
Salah satu dari pelaku melepaskan tiga kali tembakan ke etalase dan meraup emas yang dipajang beserta uang yang berada di dalam etalase.
Usai mengambil semua emas yang terpajang di toko itu, perampok tersebut melarikan diri menggunakan dua buah motor, Rx King dan Mega Pro.
Pada Rabu (7/5) salah satu tersangka yang terlibat perampokan tersebut, Moris, yang teregistrasi sebagai warga Sekayu Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, tewas dalam penyergapan Polda Riau di Pekanbaru.
"Iya, kemarin anggota Satuan Reskrim ke Palembang untuk mengejar pelaku penbunuhan sopir angkot dan juga pembunuhan di Pasar Panorama, Bengkulu. Setelah itu, anggota langsung berangkat ke Riau untuk melakukan koordinasi. Hasilnya, para tersangka yang ditangkap itu, mengaku kalau rekan mereka yang tewas ditembak itu, juga ikut beraksi merampok toko emas di Bengkulu," kata Kapolres.
Kapolres mengatakan, pihaknya telah mengirimkan pihak Sat Reskrim Polres Kota Bengkulu berkoordinasi dengan Polda Riau menindaklanjuti dugaan tersangka perampokan toko emas di Kota Bengkulu yang tertangkap di Riau.