REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi dijadwalkan melaksanakan rapat untuk meminta klarifikasi tindakan Ketua KPK Abraham Samad yang beberapa waktu terakhir menginsyaratkan menjadi calon wakil presiden untuk Pemilihan Umum 2014.
"Pada Jumat pekan lalu beberapa pimpinan meminta agar dilaksanakan rapat pimpinan (rapim) pada hari Senin (19/5), tapi tadi tidak semua pimpinan lengkap. Rapim agendanya salah satunya soal Pak Abraham," kata Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto di Jakarta, Senin (19/5).
Pada Kamis (15/5), Abraham Samad kepada wartawan mengaku sudah mendapatkan restu dari pimpinan KPK lain. Ia pun membantah jika pimpinan KPK lain menyatakan penolakan atas pencalonan dirinya sebagai wakil presiden.
Abraham pun pernah bertemu dengan calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Joko Widodo di ruang tunggu VIP Bandara Adisucipto, Yogyakarta pada Sabtu (3/5). Pada pertemuan itu, Abraham mengaku tidak sengaja bertemu Jokowi.
"Kami akan mengonfirmasi dan klarifikasi mengenai hal itu," kata Bambang. Artinya ia belum dapat menyatakan apa tindakan pimpinan KPK terhadap ketuanya yang berusia paling muda di antara pimpinan lain.
"Informasi soal restu pimpinan itu yang akan diklarifikasi dan konfirmasi mengenai apakah ada (Restu, red.) yang sudah diberikan salah satu pimpinan, begitu juga pertemuan di Yogyakarta akan diklarifikasi apakah benar sudah ada janji dengan Jokowi, apakah hanya 'slip of tounge' atau memang ada hal yang belum disampaikan," katanya.
Bambang juga tidak mengatakan bahwa KPK akan membentuk komite etik bila Abraham dinilai melakukan pelanggaran tindakan etis. "Kita belum sampai pada titik melanggar integritas, sekarang mau klarifikasi dulu ke Pak Abraham," katanya.
Namun ia mengaku bahwa Abraham bertindak biasa saja saat bekerja di kantor KPK pada Senin."Saya bertemu tadi biasa saja," kata Bambang. Bambang mengaku tidak pernah dimintai restu oleh Abraham untuk menjadi cawapres.