Senin 19 May 2014 14:09 WIB

Cinta Damai, Indonesia Belum Butuh Kapal Induk

Kepala Staf TNI AL Laksamana TNI Marsetio (kiri) menyapa delegasi negara peserta Multilateral Naval Exercise Komodo 2014 di Batam, Kamis (16/1).
Foto: Antara
Kepala Staf TNI AL Laksamana TNI Marsetio (kiri) menyapa delegasi negara peserta Multilateral Naval Exercise Komodo 2014 di Batam, Kamis (16/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengatakan bahwa TNI belum membutuhkan kapal induk untuk memperkuat alat utama sistem persenjataan (Alutsista). "Kapal induk tak sesuai dengan doktrin TNI," kata Panglima TNI usai membuka latihan gabungan tiga matra TNI di 'Taxy Way Echo' Skuadron Udara 17 Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, dilansir dari Antara, Senin (19/5).

Menurut dia, kebutuhan kapal mengangkut pesawat tempur belum begitu perlu karena TNI bisa memanfaatkan ribuan pulau yang tersebar dari Sabang sampai Merauke untuk sekadar menyimpan, menyiagakan dan mendaratkan pesawat-pesawat milik TNI AU.Pulau-pulau kecil Indonesia bisa digunakan seperti pangkalan kapal induk.

Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Marsetio membenarkan doktrin yang dianut TNI AL saat ini adalah 'Green Water Navy' atau tentara yang tak keluar dari perairan teritori Indonesia."Hanya negara penganut 'Blue Water Navy' (atau negara besar yang berlayar hingga perairan internasional) yang butuh kapal induk," ucap Marsetio.

Negara penganut 'Blue Water Navy', dia melanjutkan, cenderung negara agresor yang bisa mengancam kedaulatan negara lain. Sementara Indonesia adalah negara cinta damai yang lebih mementingkan kedaulatan wilayahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement