REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Para pengguna kendaraan di jalur utama pantura Indramayu mengeluhkan minimnya penerangan jalan umum (PJU). Pasalnya, kondisi itu menimbulkan kerawanan kecelakaan maupun tindak kriminalitas.
Berdasarkan pantauan ROL, Ahad (18/5) malam, kondisi jalur utama pantura Indramayu yang minim PJU itu di antaranya mulai dari Celeng, Kecamatan Lohbener hingga Kecamatan Sukra yang berbatasan dengan Kabupaten Subang. Di ruas jalan sepanjang puluhan kilometer itu, hampir tidak ada PJU.
Akibatnya, kondisi jalan menjadi gelap gulita. Penerangan jalan hanya berasal dari sejumlah mini market, warung makan, dan rumah penduduk yang ada di sisi jalan. Namun di titik ruas jalan yang kanan kirinya sawah, kondisi jalan menjadi sangat gelap.
Padahal, kondisi jalan pantura yang rusak pascabanjir Januari 2014, belum sepenuhnya selesai diperbaiki. Ada sejumlah titik yang kondisi aspalnya sudah digaruk, tapi belum diaspal. Akibatnya, jalan menjadi licin dan bisa membuat kendaraan tergelincir, terutama sepeda motor yang kondisi bannya tidak bagus.
Kondisi itu diperparah dengan kurangnya petunjuk yang jelas bahwa di sejumlah titik sedang dilakukan perbaikan jalan. Papan pengumuman ataupun traffic cone yang dipasang sebagai tanda perbaikan jalan, tidak diberi spot light. Akibatnya, tidak sedikit pengemudi yang hampir menabraknya karena tidak terlihat.
Sejumlah pengemudi pun terpaksa harus menyalakan 'lampu jauh' mobilnya kagar dapat melihat kondisi jalan. Namun, hal itu menimbulkan kesilauan pada pengemudi kendaraan dari arah sebaliknya. ''Jalur pantura kan jalan nasional. Perannya sangat penting sebagai penghubung Jakarta - Jawa Tengah. Tapi PJU-nya tidak ada. Bahaya sekali,'' tutur seorang pengendara, Anas.
Hal senada dikeluhkan pengguna kendaraan lainnya, Ismanto. Dia berharap, instansi terkait segera memasang PJU di sepanjang pantura.