REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI), Tengku Zulkarnaen mendukung atas rencana Pemerintah Kota Surabaya menutup lokalisasi Dolly. Tempat prostitusi tersebut, kata Zulkarnaen, merupakan masalah seluruh Indonesia.
Lokalisasi dolly menurut, Zulkarnen, melanggar sila ketuhanan. Untuk itu, adanya lokalisasi Dollymerupakan aib bagi bangsa yang berketuhanan. "Apalagi di kota santri Jawa Timur," ujar Zulkarnaen kepada Republika, Ahad (18/5) .
Zulkarnaen menilai keberadaan lokalisasi Dolly merusak masa depan anak di lingkungan sekitar. Pasalnya, mereka setiap hari disuguhkan oleh aktivitas yang dilakukan oleh para pekerja seks.
Dia tidak khawatir penutupan Dolly akan mengakibatkan menyebarnya kegiatan prostitusi. Sebab, kata Zulkarnaen, Pemkot Surabaya, telah memberikan pembinaan seperti pelatihan menjahit kepada pekerja seks yang ada di sana.