Ahad 18 May 2014 21:01 WIB

Pengamat: Poros Ketiga Tak Perlu Diperhitungkan

Rep: Andi Mohammad Ikhbal/ Red: Bilal Ramadhan
Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie (tengah) menyapa para simpatisan Partai Golkar saat kampanye penutup Partai Golkar di Gedung Jatim Expo, Surabaya, Jawa Timur.
Foto: Antara/Adhitya Hendra
Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie (tengah) menyapa para simpatisan Partai Golkar saat kampanye penutup Partai Golkar di Gedung Jatim Expo, Surabaya, Jawa Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Poros ketiga yang merupakan poros alternatif selain calon presiden Joko 'Jokowi' Widodo dan Prabowo Subianto diperkirakan akan dibentuk Partai Demokrat dan Golkar. Ini hasil wawancara dengan pengamat politik dari UIN Syarief Hidayatullah, Pangi Syarwi Chaniago terkait hal ini:

Tanya: Bagaimana wacana poros ketiga yang dibentuk Golkar dan Demokrat?

Jawab: Sebenarnya poros ketiga itu memang dapat memecah dukungan. Pilpres pun akhirnya berlangsung dua putaran. Namun, Kalau benar mereka membentuk poros ketiga dengan mengusung pasangan calon Aburizal (Ical) Bakrie dan Pramono Edhie, maka dipastikan gagal. Upaya mereka untuk menaikan daya jual nantinya pascaputaran pertama juga tidak efektif. Kalau Mereka yang dicalonkan, itu sama saja, main-main, tidak serius.

Tanya: Apakah koalisi parpol tersebut mampu mengganjal peluang kemenangan Jokowi?

Jawab: Kalau mereka serius, PDI Perjuangan harus berhati-hati. Tapi dilihat wacana poros ketiga itu, justru memajukan calon yang diniai tak mampu menandingi elektabilitas Jokowi dan Prabowo, maka keberadaan mereka tak akan membawa pengaruh banyak. Kekuatan mereka ini tak perlu diperhitungkan. Kalau mau hadang Jokowi, poros ketiga harus digarap serius, artinya bukan calon sembarangan yang maju, tapi mereka yang punya daya saing.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement