REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Maraknya kasus kekerasan seksual terhadap anak di Jabar, menjadi perhatian serius Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Jawa Barat. Untuk mencegah korban berikutnya, keluarga dinilai memiliki peranan yang sangat penting. Oleh karena itu, P2TP2A Jabar meluncurkan gerakan 20 menit orang tua mendampingi anak.
Pelaksanaan program tersebut berbarengan dengan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) pada 20 Mei 2014. Program itu dimulai sejak pukul 18.30 WIB hingga 18.50 WIB serentak di seluruh wilayah Jabar.
Menurut Ketua P2TP2A Jabar, Netty Prasetyani, program tersebut dilakukan guna melindungi anak dari kekerasan serta menyelamatkan masa depan bangsa. Terlebih, saat ini dia melihat sebagian besar anak-anak dirumahnya tidak cukup mendapatkan kasih sayang dari orang tuanya.
"Kami memanfaatkan momentum, 20 Mei 2014 karena pada masa lalu tepat berkaitan dengan Hari Kebangkitan Nasional. Di masa itu, berbagai upaya dilakukan agar bangkit dari sisa-sisa penjajahan,'' ujar Netty dalam peluncuran program '20 Menit Orangtua Mendampingi Anak' di rumah makan di kawasan Jalan Dipatiukur, Kota Bandung, akhir pekan lalu.
Melalui gerakan tersebut, menurut Netty, semua bersepakat untuk menyemangati peran dan fungsi keluarga. Walaupun, pendampingan itu sebenarnya bukan hal baru bagi orang tua.
Terkait kekerasan terhadap anak, kata Netty, P2TP2A sendiri sudah melakukan advokasi sejak tahun 2009. P2TP2A, sangat serius melakukan advokasi dengan melibatkan aparat penegak hukum dalam melindungi perempuan dan anak. "Ini terus kami lakukan agar memberikan rasa keadilan bagi masyarakat. Saya ingin membangkitkan kesadaran di tengah masyarakat jabar," katanya.