REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Solo, Hadi Rudyatmo, mengeluarkan pernyataan mengejutkan. Menjelang Pilpres 2014, mentornya Jokowi ini malah akan mengundurkan diri dari jabatan sebagai ketua DPC PDI Perjuangan Kota Bengawan. Kepastian Rudy, mundur dari jabatanya ditegaskan di rumah dinas wali kota Loji Gandrung, Sabtu (17/5).
Surat pengunduran diri Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Solo, bakal diserahkan kepada Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Persisnya, pasca penetapan calon wakil presiden (Cawapres) pendamping Jokowi mendatang. Mengapa harus menunggu penetapan Cawapres, wali kota Solo itu tak memberi penjelasan rinci.
Meski mundur, dia berjanji tak 'mbalelo' terhadap pencapresan Jokowi. Rudy tetap berkomitmen mengamankan perolehan suara Jokowi di Solo. Sehingga, keputusan mundur hanya sebatas jabatan struktural partai saja.
"Pokoknya setelah Cawapres diumumkan, nanti surat pengunduran diri saya ajukan ke DPP PDI Perjuangan," katanya.
Seperti diketahui, Rudy memimpin DPC PDI Perjuangan selama tiga periode. Ia menduduki jabatan itu sejak 2005-2010-2015. Dibawah kepemimpinannya, posisi partai moncong putih kian moncer. Tak aneh, bila pernyataan mundur ini mengejutkan banyak pihak. Dan, terkesan mendadak. Jauh sebelumnya, tak ada sinyal tanda-tanda mau mundur.
Rudy membantah pengunduran diri, karena ketidakcocokan dengan pengurus DPP PDI Perjuangan, atau internal partai. Ia juga menolak, kalau penguduran diri ini terkait dengan pencalonan wakil presiden Puan Maharani mendapingi Jokowi. Atau tak sepakat model pilihan partai dalam menggalang koalisi, maupun dalam memilih pasangan Capres-Cawapres.
Soalnya, belakangan tersiar kabar kalau Rudy dengan Puan Maharani kurang harmonis. Seperti, dalam Pileg 2014 lalu, ia kurang /all out/ mendukung Puan. Kabarnya, lebih mendukung Aria Bima yang sama-sama nyaleg di Dapil V Jateng. Kabar kurang sedap ini, katanya, Puan tak mendukung Rudy dalam Musda DPD PDI Perjuangan Jateng.
Ikuti Whatsapp Channel Republika