Kamis 15 May 2014 20:06 WIB

Gubernur Jatim: Cintai Produk Dalam Negeri

Rep: Rr Laeny Sulistyawati / Red: Djibril Muhammad
Gubernur dan Wagub Jawa Timur terpilih, Soekarwo (kiri) dan Saifullah Yusuf (kanan) ketika akan menyampaikan orasi politik di depan warga di Gedung Negara Grahadi Jatim, Surabaya, Rabu (12/2).
Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Gubernur dan Wagub Jawa Timur terpilih, Soekarwo (kiri) dan Saifullah Yusuf (kanan) ketika akan menyampaikan orasi politik di depan warga di Gedung Negara Grahadi Jatim, Surabaya, Rabu (12/2).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Provinsi Jawa Timur (Jatim) Soekarwo meminta agar masyarakat Jatim mencintai produk-produk buatan dalam negeri.

Soekarwo mengimbau agar warga Jatim lebih mencintai produk dalam negeri daripada produk impor. Ini karena ketika era kawasan perdagangan bebas Asia Tenggara (AFTA) 2015 dibuka maka keran barang-barang produk luar negeri akan bebas masuk.

"Sehingga kualitas produk atau barang dalam negeri khususnya di Jatim juga harus bagus," katanya ketika membuka Pameran batik, bordir dan aksesoris ke-9 di Grand City di Surabaya, Rabu (14/5).

Menurutnya, batik merupakan harga diri. Ini dapat dilihat dari pemakaian batik saat di resepsi pernikahan. Jadi kedudukan batik setara dengan jas. Artinya, kata Soekarwo, kalau masyarakat jika memilih menggunakan batik. Maka itu sama dengan lebih mencintai produk buatan dalam negeri.

Sementara itu Ketua Dekranasda Provinsi Jatim Nina Soekarwo mengatakan, pameran batik ini selain sebagai ajang perkenalan sekaligus mempromosikan 1.350 motif produk batik dari Kabupaten atau Kota se-Jatim. Tak hanya itu, ia menilai pameran ini sebagai ajang tempat lahirnya kreatifitas dan sekaligus melestarikan budaya.

"Hal ini luar biasa, selain melahirkan kreatifitas juga melestarikan budaya. Kita bangga dengan produk dalam negeri khususnya Indonesia, lebih spesifik lagi bordir dan batik di Jatim," ujarnya.

Menurutnya, kain batik buatan Jatim sudah bagus semua. Hanya saja yang perlu diperbaiki hanya untuk latarnya. Sementara itu Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jatim Budi Setiawan mengatakan, pameran ini diselenggarakan ke-9 kalinya.

Pameran diselenggarakan selama lima hari mulai Rabu (14/5) hingga Ahad (18/5) dengan diikuti 175 Industri Kerajinan Kecil Menengah (IKM), Dekranasda Kabupaten Kota se-Jatim, Petrokimia, PT Sier hingga kota-kota diluar Jatim seperti Yogyakarta, Pekalongan hingga Cirebon.

"Pameran ini merupakan upaya pemerintah menggalakkan pengembangan industri batik,bordir dan aksesosris untuk penguatan pasar domestik, bordir dan aksesoris untuk penguatan pasar domestik, peningkatan daya saing IKM dan peningkatan penggunaan produksi dalam negeri," katanya menjelaskan.

Pameran ini juga merupakan komitmen pemerintah provinsi (pemprov) Jatim terhadap pelestarian, pengembangan dan promosi aneka produk kerajinan warisan budaya bangsa sebagai basis ekonomi kreatif.

Dengan mengusung tema 'Jadikan Produk Unggulan berbasis tradisi dan budaya bangsa sebagai penggerak ekonomi Jatim untuk menunjang kesejahteraan rakyat', pameran ini bermaksud untuk mengajak masyarakat melestarikan warisan budaya bangsa sebagai sumber pendapatan dan pekerjaan bagi masyarakat Jatim. Sekaligus merupakan sumber inspirasi dan menghasilkan produk inovatif baru yang berdaya tinggi.

"Selanjutnya harus diupayakan jaringan pasarnya,baik internasional maupun dalam negeri karena batik dan bordir memiliki basis budaya yang kuat dan memiliki nilai ekonomi yang sangat besar," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement