REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Pemerintah Kota Tangerang, Banten mulai menerapkan pengangkutan sampah pada malam hari di sejumlah titik untuk mengatasi beban kemacetan siang hari.
"Pengangkutan sampah pada malam hari pun untuk mengurangi bau tak sedap dari pengangkutan sampah," kata Wali Kota Tangerang, Arief R Wismansyah di Tangerang, Kamis (15/5).
Arief mengatakan, pengangkutan sampah pada malam hari merupakan terobosan dalam rangka untuk menciptakan wilayah yang bersih.
Selain itu, peningkatan penduduk di Kota Tangerang menyebabkan secara otomatis timbulan sampah pun meningkat. "Maka itu, kita buat strategi baru untuk pengelolaan sampah," ujarnya.
Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Tangerang, Ivan Yulianto menuturkan, sebagai daerah industri, perdagangan dan pemukiman, sampah merupakan yang utama saat ini.
Berbagai upaya pun telah dilakukan seperti satu kendaraan setiap kelurahan dan menyediakan Bank Sampah agar tidak semua kendaraan membuangnya ke TPA Rawa Kucing.
Kemudian, Pemkot Tangerang pun melibatkan kelompok peduli lingkungan dari masyarakat mulai tingkat RT/RW, kelurahan hingga kecamatan.
"Saat ini ada 162 kendaraan truk pengangkut sampah dan 1700 petugas kebersihan yang melakukan kebersihan dan pengangkutan sampah sebanyak 1500 ton sehari," ujarnya.
Taruna Djangkaru, Kabid Kebersihan, menambahkan, sebagai langkah awal pengangkutan sampah pada malam hari, telah dimulai pada tanggal 14 Mei.
Adapun titik yang telah dilakukan pengangkutan sampah malam hari yaitu TMP Taruna, Jalan Perintis, Kisamaun, Dimyati, MT Haryono, Veteran, Sudirman, Thamrin, Kali Pasir, Jalan Daan Mogot, Jalan HAsyim Ashari dan Jalan Maulana Hasanudin.
Untuk mendukung penerapan pengangkutan sampah malam hari, TPA Rawa Kucing telah disiapkan seperti lampu PJU serta alat beratnya. "Kita lakukan bertahap untuk pengangkutan mala hari," ujarnya.
Sebelumnya, Pemerintah Kota Tangerang bekerjasama dengan Lembaga Riset Muda Indonesia, mulai mengoperasikan inovasi teknologi pengolahan sampah CGC Sapu Jagat yang mampu mereduksi sampah dengan kapasitas minimal 30 ton sampai 100 ton sampah sehari untuk setiap unitnya.
CGC Sapu Jagat mampu tidak mengeluarkan polusi asap, suara dan bau maupun kerusakan air dan tanah saat operasional kerjanya. Alat ini mampu mendaur ulang sampah menjadi energi terbarukan berupa listrik sampai dengan 100 KWH hingga 1 MWH disetiap titiknya.
CGC merupakan teknologi pengolahan sampah berbasis teknologi elektro plasma yang efektif dan mampu menghancurkan sampah dalam waktu satu jam dengan suhu 1000 hingga 8000 celcius pada level 8. Alat ini memiliki keunggulan yakni tidak menggunakan BBM untuk mengoperasikan, dapat dioperasikan di TPST, TPA, kawasan perumahan maupun pulau.
Lalu, tidak diperlukan pemilihan sampah sebelum dibakar karena dapat mengelola semua kondisi sampah, biaya operasional yang murah, aman dan jam operasional dapat menyesuaikan SDM yang ada.
Sangat ramah lingkungan karena bebas emisi berbahaya, dapat dikonversikan menjadi energi terbarukan dan memiliki hasil sampingan berupa insektisida dan abu.